Amerika akan Sengsara Tanpa Nikel Indonesia!

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 6 Mei 2024 04:15 WIB
Ilustrasi - Nikel (Foto: Dok MI/Net/Ist)
Ilustrasi - Nikel (Foto: Dok MI/Net/Ist)

Jakarta, MI - Indonesia menilai bahwa Amerika Serikat (AS) akan terpuruk jika tidak menerima nikel Indonesia. Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia seharusnya membuat Amerika berpikir.

“Tanpa nikel Indonesia, pasar kendaraan listrik Amerika akan terpuruk. Negara saya memiliki cadangan logam terbesar di dunia yang penting bagi baterai kendaraan listrik," kata Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dikutip Foreign Policy pada Senin (6/5/2024).

"Di tahun 2023 saja, Indonesia telah mengekspor lebih dari separuh produk nikel dan porsi itu akan meningkat setiap tahunnya," tambahnya.

Luhut pun mengecam Amerika yang telah menghalangi ekspor nikel olahan Indonesia. Hal itu karena UU Pengurangan Inflasi (IRA) yang disahkan Presiden Joe Biden pada 16 Agustus 2022.

Inti dari UU IRA adalah mendorong penggunaan energi bersih, sementara produksi nikel Indonesia yang masih memakai batu bata tidak mencapai syarat tersebut. Namun pembelaan Luhut adalah melihat fakta sekarang di mana Indonesia memang belum mampu menggunakan energi terbarukan yang berbiaya mahal.

Bagi Menko Marves, Amerika perlu melihat potensi Indonesia yang juga memiliki banyak cadangan batu bara. Jika ingin Indonesia pakai energi terbarukan yang bersih, beli dulu produk-produknya untuk modal yang pada akhirnya dapat dipakai untuk memakai energi yang berbiaya mahal itu.

“Nikel Indonesia menjadi ramah lingkungan, namun agar itu terwujud harus dibarengi dengan pembangunan ekonomi. Dengan ekspor maupun investasi asing membantu kita mengkonfigurasi ulang sistem energi," pungkas Luhut.

Sebagaimana diketahui, bahwa Indonesia telah mencoba menjual nikelnya ke pihak asing pada tahun 2022 lalu. Pihak asing yang dimaksud adalah pemilik brand mobil listrik Tesla, Elon Musk.

Buktinya, Presiden Jokowi sendiri yang langsung mendatangi founder Space X itu pada 14 Mei 2022 lalu. Musk pun menunjukkan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia.

“Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan Space X akan mencoba beberapa kerja sama tersebut. Kita akan melihat lebih dekat bentuk kerja sama di banyak hal, karena Indonesia memiliki banyak potensi. Apalagi Indonesia juga memiliki jumlah populasi besar yang terus berkembang, ini kabar bagus karena kita butuh banyak orang di masa depan," ucap Elon Musk, dikutip pada Senin (6/5/2024).

Penawaran Indonesia pun masih berlanjut pada acara B20 Summit, Summit 1-on-1 Conversation di Bali pada 14 November 2022. Pada saat itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mengundang Elon Musk untuk mengunjungi daerah di Indonesia yang kaya akan nikel.

“KADIN Indonesia mengundang CEO Tesla Elon Musk untuk berkunjung ke daerah kaya nikel di Sulawesi Tengah. Tujuannya adalah untuk melihat langsung potensi unsur kimia tersebut yang dapat dimanfaatkan, khususnya untuk pembuatan baterai”, jelas Antara pada tanggal yang sama.

Namun pada akhirnya, kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Setelah melakukan begitu banyak pendekatan, Elon Musk malah memutuskan untuk membuka kantor pusat Tesla di Malaysia.

“Di bawah kesepakatan dengan Malaysia, Tesla akan menjual kendaraan listrik buatan China langsung ke konsumen di negara itu tanpa markup perantara dan bebas tarif. Kesepakatan itu sudah digodok sejak Maret 2023, menjadikan Malaysia sebagai pusat regional industri EV," kata Asia Nikkei pada 1 Agustus 2023 lalu.