OJK Tunda Short Selling dan Kaji Buyback Saham tanpa RUPS Demi Stabilitas Pasar

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 3 Maret 2025 22:21 WIB
Konferensi Pers Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal (Foto: Repro)
Konferensi Pers Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah tegas dengan menunda implementasi short selling, sembari melakukan kajian terkait kemungkinan kebijakan buyback saham tanpa rapat umum pemegang saham (RUPS). 

Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tekanan yang berkelanjutan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang telah memicu perbincangan serius di kalangan pelaku pasar modal.

Kepala Eksekutif OJK bidang Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa keputusan ini merupakan hasil dialog intensif dengan berbagai pemangku kepentingan dan pelaku pasar. 

“Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar, OJK akan mengambil kebijakan awal, pertama adalah menunda implementasi kegiatan short selling, selain hal tersebut, terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan yaitu mengkaji buyback saham tanpa RUPS dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya,” ujar Inarno di Main Hall BEI Jakarta, Senin (3/3/2025).

Dalam menetapkan kebijakan, pihaknya akan berfokus pada tiga aspek utama, yaitu menjaga stabilitas pasar, meningkatkan likuiditas, dan melindungi investor.

“Selain itu, kami juga ingin menyampaikan pesan bahwa kami hadir mengamati dan juga berperan aktif dalam menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan, dan berintegritas khususnya bagi investor lokal, ritel, maupun institusional,” tutur Inarno.

Ia menambahkan bahwa OJK bersama BEI menggelar dialog dengan para pelaku pasar pada Senin (3/3/2025). Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk memperoleh pandangan mengenai kondisi pasar modal terkini serta mengidentifikasi berbagai tantangan dan kebutuhan guna memastikan stabilitas serta ketahanan pasar modal Indonesia.

"Pada dialog tadi, kami mendengarkan banyak sekali masukan-masukan konstruktif dari pelaku sekaligus stakeholder pasar modal yang tentunya akan segera kita tindaklanjuti sesuai dengan kapasitas dan peran kami masing-masing," ungkap Inarno.

Dialog dengan para pelaku pasar modal ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh industri terkemuka, termasuk  Direktur Utama Adaro Energy Indonesia (ADRO) Garibaldi 'Boy' Thohir, Bos Grup Bakrie Anindya Bakrie, Bos Grup Sinar Mas Franky Widjaja, putra pertama Prajogo Pangestuyaitu yaitu Agus Salim Pangestu, serta Arsjad Rasjid.

Topik:

ojk bei short-selling ihsg