BUMN Beber Alasan Tunjuk Eks Bos Freeport jadi Dirut MIND ID


Jakarta, MI - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeberkan alasan penunjukan Maroef Sjamsoeddin sebagai Direktur Utama PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), holding perusahaan pelat merah sektor pertambangan.
Juru Bicara Kementerian BUMN Putri Viola mengatakan penunjukan Maroef sebagai Dirut MIND ID menggantikan Hendi Prio Santoso adalah hal yang lumrah, sehubungan dengan rotasi yang biasa terjadi di pucuk-pucuk pimpinan perusahaan milik negara.
“BUMN-BUMN ini kan tantangannya ke depan makin banyak. Nah, kita berikan kesempatan juga kepada sosok yang bisa memberikan kontribusi maksimal untuk bisa memimpin MIND ID,” katanya, Selasa (4/3/2025).
Putri menyebut Maroef dinilai memiliki jam terbang yang mumpuni di sektor pertambangan, terlebih dengan rekam jejaknya sebagai mantan Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Nah ini menjadi salah satu hal yang membuat rasanya sosok Pak Maroef ini cocok untuk bisa menjadi pemimpin di MIND ID. Jadi ini biasa kok, ini merupakan rotasi yang biasa,” tuturnya.
“Kalau dari kami, pihak Kementerian BUMN, ini memberikan dukungan yang cukup besar kepada dirut terpilih untuk bisa melaksanakan tugasnya," timpalnya.
Maroef Sjamsoeddindiangkat menjadi Direktur Utama MIND ID, menggantikan Hendi Prio Santoso, dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) MIND ID pada Senin (3/3/2025).
Maroef merupakan adik Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin. Di industri pertambangan, pria kelahiran 1 Januari 1970 ini memulai kariernya di Freeport Indonesia setelah pensiun sebagai Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) periode 2011—2014.
Saat itu, dia ditawari jabatan Presiden Direktur Freeport oleh Ketua Dewan Freeport-McMoRan Inc, James Robert (Jim Bob) Moffett, pada Januari 2015, menggantikan Rozik B Soetjipto. Dia menduduki posisi Presiden Direktur Freeport sejak 7 Januari 2015 hingga Januari 2016.
Saat memimpin Freeport, nama Maroef pernah menjadi perbincangan terkait dengan kasus yang menyeret Freeport.
Dia terkenal lantaran sikapnya membongkar rekaman pembicaraan dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan saudagar minyak Mohammad Riza Chalid.
Pembicaraan itu ramai diperbincangkan karena berkaitan dengan permintaan jatah saham. Maroef membongkar rekaman pembicaraan antara Setya dan Riza yang berlangsung pada 8 Juni 2015.
Skandal ini ramai bahkan disebut dengan julukan "Papa Minta Saham". Namun, tak lama pada 18 Januari 2016, dia mengundurkan diri dari posisi Presiden Direktur Freeport.
Topik:
MIND ID Dirut MIND ID Maroef Sjamsoeddin