Rupiah Babak Belur! Sentuh Rp16.525/US$, Level Terendah Se-Asia


Jakarta, MI - Rupiah membuka perdagangan pagi ini dengan tren pelemahan, tertekan oleh berbagai sentimen negatif yang masih membayangi pasar, baik dari dalam negeri maupun global.
Seperti yang telah diperkirakan, rupiah spot turun 0,46% dan langsung menembus level kritis Rp16.500/US$. Pada pukul 9:10 WIB, tekanan terhadap rupiah semakin terasa, melorot lebih dalam ke level Rp16.525/US$. Rabu (19/3/2025).
Dengan dua level support terdekat yang sudah berhasil ditembus, analisis menunjukkan bahwa jika tekanan terus berlanjut, rupiah bisa menuju level support terkuat berikutnya di Rp16.550/US$. Jika level ini juga tak mampu bertahan, potensi pelemahan lebih lanjut dapat membuat rupiah terjun menuju Rp16.600/US$.
Apabila level psikologis Rp16.600/US$ juga gagal dipertahankan, ada kemungkinan rupiah akan terperosok lebih dalam, menyentuh kisaran Rp16.700-Rp16.800/US$.
Namun, Bank Indonesia kemungkinan akan langsung mengintervensi pasar begitu ada tanda-tanda rupiah hendak menjebol level psikologis terlemah barunya.
Tak hanya rupiah yang mengalami pelemahan. Di kawasan Asia, mayoritas mata uang Asia juga tertekan. Namun, pelemahan rupiah adalah yang terdalam.
Di belakang rupiah, baht melemah 0,18%, yen 0,13%, yuan Tiongkok 0,10%, yuan offshore 0,10%, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,02% bersama dolar Hong Kong 0,02%.
Hanya ringgit Malaysia, peso dan Won Korsel yang masih menguat pagi ini. Masing-masing naik nilainya 0,28%, 0,11% dan 0,01% terhadap dolar AS.
Saat ini, pasar masih dilingkupi suasana hati-hati setelah kejadian 'Black Tuesday'. Apalagi indeks saham hari ini kembali dibuka merah dengan melemah menyentuh level 6.199, di tengah tekanan yang juga melanda mayoritas bursa Asia.
Sementara di pasar surat utang, pergerakan yield SBN bervariasi pagi ini. Yield 2Y turun 0,9 basis poin. Sedangkan tenor 5Y naik 0,4 basis poin. Sementara tenor acuan 10Y naik 1,2 basis poin menyentuh level 7,041% seperti dilihat dari data OTC Bloomberg.
Pasar tengah menanti keputusan dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan diumumkan siang ini. Selain itu, otoritas keuangan Indonesia dijadwalkan mengadakan konferensi pers guna memberikan keterangan terbaru mengenai kondisi sektor keuangan nasional.
Di sisi global, perhatian investor juga tertuju pada hasil rapat FOMC yang digelar oleh Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, serta pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang akan memaparkan arah kebijakan moneter ke depan.
Investor Asing Kabur
Saat IHSG terkoreksi tajam kemarin, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih senilai Rp2,5 triliun. Di pasar obligasi, aksi jual asing juga berlanjut dengan pelepasan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp471 miliar sehari sebelumnya.
Kini, kepemilikan asing di SBN menjadi Rp893,69 miliar, sudah berkurang Rp6,69 triliun dari puncaknya pada 11 Maret lalu ketika ownership asing mencapai Rp900,38 triliun, tertinggi sejak 18 Februari 2022.
Data yang dirilis Kementerian Keuangan itu juga mengoreksi rilis data sebelumnya di mana posisi asing di SBN anjlok hingga Rp17,7 triliun pada 17 Maret.
Walau sejumlah penggawa sektor ekonomi telah merilis pernyataan yang mengatakan fundamental perekonomian RI masih kuat, ditambah penegasan bahwa posisi kunci keuangan di Kabinet Merah Putih tidak akan berubah, kepercayaan pasar belum tentu bisa kembali pulih segera.
Hari ini, selain menantikan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, pelaku pasar juga akan mencermati pernyataan resmi dari para pejabat sektor keuangan dan otoritas bursa dalam konferensi pers yang dijadwalkan berlangsung.
Konsensus pasar memperkirakan BI rate masih akan ditahan di 5,75%. Namun, 11 analis dari 38 yang dikumpulkan oleh Bloomberg, memperkirakan BI mungkin akan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Arah kebijakan dan penilaian yang disampaikan oleh Dewan Gubernur terkait kondisi ekonomi domestik maupun global akan menjadi indikator penting bagi pasar dalam memproyeksikan langkah-langkah ke depan.
Topik:
rupiah rupiah-melemah dolar-as