Luhut Bidik Bali jadi Magnet Investor lewat KEK dan Family Office


Jakarta, MI - Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan bahwa pihaknya tengah merancang strategi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang akan dilengkapi dengan layanan family office dan berbagai instrumen keuangan.
Family office sendiri merupakan konsep family office merupakan suatu klaster keuangan yang memberi kemudahan layanan bagi keluarga yang membawa kekayaannya untuk menanamkan dana dan berinvestasi pada suatu wilayah; sekaligus mereka bisa berwisata.
"Kenapa kita tidak menempatkan family office di KEK? agar tercipta lingkungan yang baik dan dan dapat diterima oleh investor. Kami mengusulkan Bali karena menurut saya Bali adalah 'work heaven', saya rasa itu istilah baru yang saya dengar," tutur Luhut melalui unggahan di Instagram resmi, dikutip Senin (24/3/2025).
Ia menyadari bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan besar, mulai dari rasio aset perbankan, kapitalisasi pasar modal dan aset asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) masih tertinggal dibandingkan negara tetangga.
Selain itu, tingkat penanaman modal asing (PMA) masih lebih rendah dibandingkan dengan Singapura, Vietnam dan Dubai. Sementara arus modal keluar terus meningkat, mencapai US$20 miliar per tahun.
Sementara itu, total realisasi PMA di Indonesia sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar Rp900,2 triliun, tumbuh 21% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Luhut menjelaskan, kawasan tersebut akan menjadi gerbang bagi dana investasi luar negeri yang akan masuk dan diinvestasikan ke berbagai sektor riil di Indonesia.
Terkait hal itu, Luhut mengatakan bahwa para investor juga memiliki peluang untuk menjadi co-investor bersama Badan Pengelola Investasi Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA).
"Strategi seperti ini telah terbukti sukses di Abu Dhabi, Dubai, Dubai, Hong Kong dan Singapura," jelasnya.
Luhut menambahkan, agar pengembangan KEK Pusat Keuangan dan konsep family office dapat berjalan optimal, diperlukan ekosistem yang mampu menunjang kualitas hidup, selain dari kebijakan yang kuat.
Oleh sebab itu, keberadaan fasilitas berstandar internasional seperti sekolah, rumah sakit, kawasan hunian, dan perkantoran menjadi elemen kunci.
"Kami akan segera menetapkan kirteria terbaik untuk KEK ini. Jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus membangun ekosistem keuangan yang progresif dan kompetitif. Bukan sekadar pendukung, tetapi akselerator utama pembangunan nasional," pungkasnya.
Topik:
kek family-office luhut-binsar-pandjaitan