Rupiah Kembali Terkapar, Indonesia Harus Bangkit Lewat Pariwisata


Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah kembali terpukul hebat hingga menembus Rp17.000 per dolar Amerika Serikat (AS), menyusul ketegangan ekonomi global akibat kebijakan tarif internasional yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Kontrak rupiah pada Non-Deliverable Forward (NDF) di pasar luar negeri merosot tajam ke posisi Rp17.006 per dolar AS, mencatat penurunan 1,58 persen dalam waktu singkat.
Pelemahan ini memperkuat kekhawatiran akan dampak lanjutan dari perang ekonomi antarnegara terhadap stabilitas mata uang negara berkembang seperti Indonesia.
Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini menekankan, pemerintah harus melihat peluang besar untuk memperkuat pariwisata dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi nasional.
"Biaya perjalanan ke luar negeri melonjak, dan ini saat yang tepat untuk mendorong pergeseran arus wisata ke destinasi lokal,” ujar Novita kepada awak media, Minggu (6/4/2025).
Menurut data Mastercard Economics Institute, 2023, wisatawan Indonesia menghabiskan rata-rata USD 1.200 per perjalanan ke luar negeri. Dengan depresiasi Rupiah yang terus berlanjut, angka tersebut berpotensi meningkat drastis.
“Ini menjadi sinyal penting bahwa wisata domestik harus menjadi prioritas, bukan hanya sebagai alternatif, tapi sebagai pilihan utama,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa krisis bukanlah alasan untuk stagnasi. Kata dia, sejarah menunjukkan bahwa krisis adalah ruang bagi lahirnya inovasi.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat kebijakan fiskal, memberikan insentif bagi pengembangan destinasi lokal, serta menjaga kepercayaan investor di sektor pariwisata,” ungkapnya.
Sejalan dengan visi ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian nasional, Novita menegaskan bahwa sektor pariwisata tidak boleh lagi dipandang sebagai pelengkap semata. Menurutnya, pariwisata harus menjadi pusat pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia.
"Kebijakan Trump bisa jadi pemicu perubahan arah, jika kita pandai membaca peluang di tengah krisis,” tutupnya.
Topik:
rupiah rupiah-melemah dolar-as pariwisata