Rupiah Tercekik, Sempat Tembus Rp17.217 per Dolar AS Hari Ini

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 April 2025 13:02 WIB
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Sempat Tembus ke Rp17.217 Hari Ini (Foto: Dok MI)
Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Sempat Tembus ke Rp17.217 Hari Ini (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tertekan tajam di perdagangan pasar spot pada Senin (7/4/2025), menandai pelemahan signifikan di tengah ketidakpastian global yang kembali mencuat.

Pada pukul 09.16 WIB, rupiah sempat menembus level psikologis Rp17.000 per dolar AS, bahkan menyentuh Rp17.217. Meski sempat bergerak menguat terbatas, hingga pukul 12.05 WIB rupiah masih berada di zona merah, terkoreksi 183 poin atau 1,10% ke posisi Rp16.835 per dolar AS.

Analis pasar uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengatakan tekanan terhadap rupiah dipicu oleh respons negatif pasar terhadap kebijakan tarif resiprokal baru yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, yang memicu kekhawatiran pelaku pasar atas prospek perdagangan global, terutama bagi negara mitra seperti Indonesia.

"Pengumuman tarif dari Presiden AS Donald Trump memicu reaksi kurang positif dari negara-negara yang terkena dampaknya, yang pada akhirnya menjadi faktor utama tekanan terhadap rupiah," tuturnya, Senin (7/4/2025).

Menurutnya, kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global yang tertekan akibat memanasnya perang dagang membuat investor cenderung menghindari aset berisiko dan memilih aset aman.

Dalam konteks ini, nilai tukar rupiah turun karena tingginya permintaan terhadap mata uang AS sebagai safe haven.

Selain itu, laporan tenaga kerja nonfarm payrolls dari AS yang menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan juga turut mendorong penguatan dolar dan menekan rupiah lebih dalam.

Tekanan terhadap aset berisiko juga diperburuk oleh meningkatnya ketegangan geopolitik global, termasuk eskalasi konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur.

Israel memperluas operasi militernya di Jalur Gaza, sementara Amerika Serikat melancarkan serangan militer di wilayah Yaman. Di sisi lain, konflik antara Rusia dan Ukraina juga memanas dengan meningkatnya intensitas serangan dari kedua belah pihak.

"Kondisi ini memperburuk kepercayaan pasar. Namun, jika hasil negosiasi perdagangan menunjukkan pelunakan sikap dari Trump, ada peluang pemulihan bagi harga aset-aset berisiko," tutur Ariston.

Dalam situasi global yang diliputi ketidakpastian serta meningkatnya kecenderungan pelaku pasar untuk menghindari risiko, nilai tukar rupiah menjadi salah satu indikator utama yang diawasi ketat oleh investor dalam menentukan arah investasi ke depan.

Topik:

rupiah nilai-tukar-rupiah dolar-as