Tarif Trump Menghantam, Prabowo Siap Bicara dengan AS

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 April 2025 13:45 WIB
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)
Presiden RI, Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara menanggapi kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menetapkan tarif impor tinggi dan dan "resiprokal" kepada berbagai negara, termasuk Indonesia.  

Dalam pernyataannya yang disampaikan di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025), Prabowo menegaskan bahwa meskipun kebijakan tersebut berdampak pada perekonomian nasional, pemerintah tetap menjaga sikap tenang dan optimis dalam menghadapi tantangan global tersebut.

"Seluruh dunia sedang digoncang oleh banyak masalah, termasuk perseteruan antara negara-negara besar. Perang dagang kita juga kena. Tapi kita tenang. Kita punya kekuatan dan kita akan berunding," tuturnya.

Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan membuka perundingan dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat.

Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya menyampaikan bahwa pemerintahnya ingin hubungan yang baik, adil, dan setara dengan setiao negara. Menurutnya, Indonesia tidak merasa terancam atau khawatir, meskipun ada tantangan yang dihadapi dalam hubungan dagang internasional.

Presiden Prabowo, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, juga menyoroti pentingnya prinsip resiprositas dalam hubungan antarnegara.

“Jadi apa yang mereka minta, kalau masuk akal, wajib kita hormati. Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika, dan kita memikirkan kepentingan rakyat kita," ujar Prabowo. 

Ia menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan keteguhan untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di kancah global.

“Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri. Kalau ada tantangan, kita hadapi dengan gagah dan tegar. Mungkin ada beberapa saat yang sulit, tapi kita yakin akan bangkit dengan lebih baik," bebernya.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan pengenaan tarif dasar 10% untuk semua produk impor ke Amerika Serikat (AS) dan bea masuk yang lebih tinggi untuk belasan mitra dagang terbesar di negara tersebut. Vietnam mendapat tarif timbal balik "resiprokal" tertinggi 46%, sementara Indonesia 32%.  

Kebijakan kontroversial yang diumumkan Trump di Rose Garden, Gedung Putih pada Rabu sore (2/4/2025) waktu setempat memperdalam perang dagang yang ia mulai saat dirinya kembali menjabat sebagai Presiden AS. 

Pengenaan bea masuk ini diperkirakan akan menciptakan hambatan baru di pasar konsumen terbesar dunia, sekaligus membalik arah dari tren liberalisasi perdagangan yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan membentuk tatanan global, dan menciptakan perang dagang baru.

Negara-negara mitra dagang AS diprediksi akan merespons dengan kebijakan balasan masing-masing, yang akhirnya dapat memicu lonjakan harga berbagai barang, mulai dari sepeda hingga minuman wine. 

Pasar pun langsung bereaksi negatif, dengan kontrak saham berjangka AS anjlok usai pengumuman tersebut.

“Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” terang Trump di Rose Garden, Gedung Putih dilansir dari Reuters.

Topik:

presiden-prabowo-subianto tarif-trump tarif-impor