Data Dimanipulasi: Mentan Ungkap Motif Mafia Beras

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Juni 2025 15:56 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Foto: Humas Kementan)
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (Foto: Humas Kementan)

Jakarta, MI - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap fakta mengejutkan di balik kekacauan data stok beras nasional. 

Dalam pernyataan resminya, Sabtu (7/6/2026), Amran menuding adanya mafia pangan yang sengaja memanipulasi data stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Tujuannya? Tak lain demi membuka keran impor beras.

"Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani," ujar Amran.

Ia menegaskan, permainan data seperti ini sangat berbahaya. Jika dibiarkan, bisa menghancurkan semangat petani lokal dalam berproduksi, yang akhirnya berdampak pada menurunnya ketahanan pangan nasional.

“Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar,” ungkap Amran.

Ia menekankan pentingnya memberikan perlindungan terhadap sektor pertanian demi ketahanan pangan nasional. 

Amran juga mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan berbagai kemudahan untuk mendukung petani, mulai dari subsidi pupuk hingga penetapan harga yang menguntungkan.

“Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150 sampai 160 juta. Nah, kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat,” tutup Amran.

Topik:

mafia-pangan data-stok-beras amran