Siap Terbitkan Obligasi, Bank Mandiri (BMRI) Bakal Audit Laporan Keuangan Semester I/2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 30 Juni 2025 17:10 WIB
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) (Foto: Dok MI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mengumumkan rencananya untuk mengaudit laporan keuangan periode Juni 2025 yang sebelumnya telah ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik.

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (26/6/2025), manajemen menyatakan bahwa audit akan dilakukan oleh akuntan publik sebagai bagian dari tata kelola dan transparansi perseroan.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa akan dilakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk periode Juni tahun 2025," tulis manajemen BMRI, dikutip Senin (30/6/2025).

Audit ini dilakukan sebagai langkah pendahuluan untuk mendukung rencana penerbitan obligasi rupiah, yang menjadi salah satu bagian dari strategi pendanaan jangka menengah perseroan.

Dengan rencana tersebut, laporan keuangan konsolidasi Bank Mandiri periode Juni 2025 akan disampaikan ke BEI dan kepada publik paling lambat tiga bulan setelah tanggal laporan keuangan. Hal ini berdasarkan ketentuan Butir III.1.1.5.1 Peraturan I-E.

Sebelumnya, pada periode 18 hingga 20 Maret 2025, Bank Mandiri telah menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri Tahap II Tahun 2025 senilai Rp5 triliun.

Dana yang diperoleh dari penawaran tersebut, setelah dikurangi biaya emisi, sepenuhnya akan dialokasikan untuk membiayai atau membiayai kembali kegiatan yang termasuk dalam Kategori Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Secara terpisah, Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyampaikan bahwa dalam rangka menjaga likuiditas dan memperkuat struktur pendanaan, Bank Mandiri telah menerbitkan dua instrumen surat utang pada Maret 2025.

Instrumen tersebut meliputi Global Bond senilai US$800 juta dan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan Tahap II senilai Rp5 triliun. 

"Ke depan, Bank Mandiri akan terus menjaga likuiditas secara prudent dan fleksibel sesuai dengan dinamika pasar dan kondisi likuiditas industri," ujarAshidiq.

Namun, ia tidak menyampaikan apakah Bank Mandiri berencana mencari pendanaan lewat obligasi maupun yang lainnya. 

Ashidiq turut menyampaikan bahwa saat ini likuiditas Bank Mandiri tetap berada di level solid yang tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi sebesar 11,2% secara tahunan (year-on-year/YoY). 

Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan DPK didorong oleh kenaikan dana murah yang tumbuh sebesar 8,89% secara tahunan (YoY), dengan proporsi dana murah pada skala bank only mencapai 77,1%.

Topik:

pt-bank-mandiri-persero-tbk bmri laporan-keuangan