Rupiah Melemah ke Rp16.364 per Dolar AS, Terseret Sentimen Global


Jakarta, MI - Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (28/7/2025), seiring menguatnya greenback di pasar global. Kabar tercapainya kesepakatan dagang antara Washington dan Uni Eropa (UE) memicu penguatan dolar terhadap mayoritas mata uang dunia.
Rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,27% ke level Rp16.364 per dolar AS, dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu di Rp16.320 per dolar.
Penguatan dolar terjadi setelah kesepakatan tarif dagang AS-UE dinilai mampu meredakan ketegangan dan mengurangi kekhawatiran pasar atas potensi perang dagang. Pelaku pasar pun kembali memburu dolar sebagai safe haven atau aset lindung nilai.
"Kesepakatan dagang dengan UE dan Jepang menunjukkan suasana negosiasi membaik. Jika tren ini berlanjut, ketidakpastian yang sempat membebani dolar bisa mereda," ujar Paul Mackel, Kepala Riset Valas Global HSBC.
Mackel menambahkan bahwa meredanya ketegangan geopolitik membuat fokus pelaku pasar kemungkinan akan kembali pada aspek fundamental, seperti selisih imbal hasil obligasi antara AS dan negara-negara lain.
Di sisi lain, indeks dolar AS tercatat menguat di pasar global. Euro sempat menguat di awal sesi Asia, namun berbalik melemah 0,4% ke level US$ 1,1693. Euro juga terkoreksi terhadap yen Jepang dan pound sterling.
Adapun dolar AS menguat 0,15% terhadap yen ke posisi ¥147,83, sementara pound Inggris melemah 0,13% ke level US$1,3428.
Kenaikan nilai dolar ini terjadi menjelang rapat kebijakan moneter The Fed dan Bank of Japan (BOJ) yang akan digelar pekan ini, dan menjadi sorotan utama pelaku pasar global.
Meski kedua bank sentral diperkirakan masih akan menahan suku bunga, investor tetap mencermati pernyataan lanjutan guna menangkap sinyal arah kebijakan selanjutnya.
Pasar global juga tengah mencermati respon Presiden AS Donald Trump terhadap keputusan kebijakan The Fed.
Sebelumnya, Trump sempat dikabarkan ingin memberhentikan Ketua The Fed Jerome Powell karena ketidakpuasan terhadap kebijakan suku bunga. Namun, rencana tersebut urung dilakukan karena dikhawatirkan memicu gejolak pasar.
Sementara itu, di kawasan Asia, pergerakan nilai tukar mata uang cenderung terbatas. Won Korea Selatan menguat hingga 0,4%, sementara peso Filipina, rupee India, dan dolar Singapura bergerak flat.
Beberapa analis memperkirakan bahwa penguatan dolar AS masih memiliki ruang untuk berlanjut dalam waktu dekat, meskipun arah selanjutnya sangat bergantung pada hasil rapat kebijakan The Fed serta dinamika negosiasi dagang dengan China, yang menghadapi tenggat waktu penting pada 12 Agustus 2025.
Topik:
nilai-tukar-rupiah dolar-as