Kasus Cesium-137 di Udang Beku: DPR Minta Pemerintah Jaga Industri Udang Nasional

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 25 Agustus 2025 08:30 WIB
Riyono Anggota MPR Fraksi PKS (Foto. Rizal)
Riyono Anggota MPR Fraksi PKS (Foto. Rizal)


Jakarta, MI  – Industri udang nasional kembali menghadapi sorotan setelah produk udang beku asal Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat dilaporkan mengandung zat radioaktif Cesium-137. 

Temuan ini mencuat tak lama setelah eksportir Indonesia sebelumnya dikenakan tarif masuk hingga 19 persen oleh Negeri Paman Sam.

Anggota Komisi IV DPR, Riyono Caping  mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah tegas demi melindungi pembudidaya dan pelaku industri udang nasional.

“Apa yang terjadi terhadap temuan di udang beku kualitas ekspor ke AS harus disikapi dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. Perlindungan dan penguatan posisi tawar Indonesia ke AS harus diutamakan,” ucap  Pembina Serikat Petambak Pantura Indonesia ini ,  Senin (25/8/2025).

Amerika Serikat selama ini menjadi mitra strategis ekspor udang Indonesia. Meski mengalami penurunan, volume ekspor udang beku ke AS pada semester I-2024 tercatat 62,17 ribu ton, atau turun 15 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Nilainya mencapai 477,9 juta dolar AS.

Riyono menilai penurunan tersebut lebih disebabkan melemahnya konsumsi masyarakat AS akibat kebijakan suku bunga tinggi. Kendati demikian, pasar AS tetap menjadi tujuan utama bagi industri udang Indonesia.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat melaporkan adanya kadar Cesium-137 sebesar 68 Bq/kg pada sampel udang milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS). Namun, angka tersebut jauh di bawah ambang batas intervensi resmi FDA, yakni 1.200 Bq/kg, sehingga tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung bagi konsumen.

Shrimp Club Indonesia (SCI) juga menegaskan bahwa indikasi awal menunjukkan kontaminasi tidak berasal dari budidaya, pakan, atau air tambak. Dugaan sementara mengarah pada fasilitas produksi PT BMS di kawasan industri Cikande, Serang.

“Kasus ini bersifat khusus dan tidak mencerminkan kondisi keseluruhan industri udang Indonesia. Udang Indonesia tetap aman dikonsumsi,” jelas SCI dalam pernyataan resminya.

Di dalam negeri, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama BRIN, KKP, dan Kedutaan Besar AS tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk menelusuri sumber dugaan kontaminasi. Hasil final investigasi diperkirakan akan dirilis dalam waktu dekat sebagai dasar penjelasan resmi pemerintah.

Untuk sementara, ekspor PT BMS ke AS ditangguhkan hingga investigasi rampung. Namun, kasus ini tidak berdampak pada eksportir udang Indonesia lainnya.

Riyono menegaskan bahwa pemerintah harus hadir secara nyata dalam melindungi sektor perikanan, khususnya industri udang yang menjadi salah satu penopang utama ekspor Indonesia.

“Membaca dan mencermati perkembangan global serta tekanan ekonomi dunia terhadap AS, Indonesia harus tetap melindungi dan mendukung penuh pembudidaya serta industri udang nasional,” pungkasnya.

Topik:

udang indonesia ekspor udang ekspor udang ke amerika serikat cesium-137 udang beku indonesia industri udang nasional DPR RI PKS riyono caping