Presiden Chad Tewas Saat Perang Melawan Pemberontak

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 20 April 2021 23:20 WIB
N'Djamena, Monitorindonesia.com - Presiden Chad, Idriss Deby tewas dalam pertempuran melawan pemberontak di garis depan. Seperti dilansir RT, Selasa (20/4/2021), seorang juru bicara militer mengatakan peristiwa itu terjadi sehari setelah pemilihan ulangnya untuk masa jabatan keenam yang dikonfirmasi. “Deby menderita banyak luka selama pertempuran melawan kelompok pemberontak Front for Change dan Concord in Chad (FACT),” demikian Angkatan Darat Chad melaporkan, Selasa (20/4/2021). Menurut juru bicara militer, putra Deby, Jenderal Mahamat Kaka, akan bertindak sebagai kepala negara sementara. Konstitusi nasional akan tetap ditangguhkan setidaknya selama 18 bulan. FACT melancarkan serangan besar-besaran dari sebuah pangkalan di negara tetangga Libia pada 11 April, hari pemilihan presiden diadakan. Pada Senin, tentara Chad mengklaim bahwa sekitar 300 milisi pemberontak telah tewas dalam pertempuran seminggu. Tentara Chad menyatakan serangan telah berakhir. Pada hari yang sama, Deby dipastikan menjadi pemenang pemilihan, dengan perolehan suara hampir 80 persen. “Dia seharusnya menyampaikan pidato kemenangan, tetapi malah pergi ke garis depan untuk bertemu tentara,” kata direktur kampanyenya. Deby berkuasa menjadi presiden Chad melalui pemberontakan pada tahun 1990. Sebagai sekutu Prancis, Deby berhasil menangkis berbagai pemberontakan melawan pemerintahannya, beberapa dengan bantuan bekas kekuasaan kolonial. Serangan FACT berhasil  maju hingga ratusan kilometer dari perbatasan sebelum mundur akhir pekan lalu. Garis depan sekitar 300 km dari ibu kota, N'Djamena pada saat itu.[Yohana RJ] Sumber; Reuters

Topik:

Tewas Presiden Chad