Sampah Bungkus Makanan Menumpuk Akibat Pembatasan Covid-19

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Juli 2021 13:41 WIB
Taipei, Monitorindonesia.com - Taiwan telah dibanjiri sampah setelah lonjakan kasus Covid-19 yang mengharuskan pembatasan pergerakan. Ini mengakibatkan warga belanja online dan pesanan antar makanan meningkatkan penggunaan plastik. Taiwan telah mengatasi penyebaran wabah Covid-19 sejak April lalu setelah berbulan-bulan terdapat beberapa infeksi kasus lokal dan sejak pertengahan Mei ditetapkan pembatasan untuk perkumpulan pribadi dan mengurangi layanan makan di restoran. Lin Yu-huei, kepala lembaga daur ulang di Lembaga Pengawasan Lingkungan Taipei mengatakan sejumlah bungkus makanan yang dibuang di Taipei antara Januari dan Mei meningkat sampai 85% dibandingkan tahun sebelumnya dengan periode yang sama. Selama bulan Mei saja Taipei menghasilkan 10,79 ton sampah daur ulang dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 7,05 ton. Kebanyakan sampah tersebut merupakan penggunaan peralatan makan baik yang terbuat dari kertas dan plastik, dan yang mengkhwatirkan para pakar lingkungan hidup. “Kita tidak bisa kembali menggunakan peralatan makan sekali pakai setiap kali wabah terjadi,” ungkap Tang An, seoang penggiat penghijauan di Taiwan. “Ini berarti bahwa semua usaha yang kita lakukan dulu untuk pengurangan penggunaan plastik jadi sia-sia,” tambahnya. New Taipei, selaku kota madya sekitar Ibu Kota Taiwan mengalami kenaikan jumlah sampah daur ulang sekitar 50% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara penggunaan peralatan makan sekali pakai dan barang-barang plastik dilarang di food court mall dan supermarket. Kebanyakan restoran kecil dan toko minuman yang merupakan penyumbang terbesar penggunaan plastik sekali pakai dibebaskan dari aturan tersebut. Mereka juga diketahui sebagai bisnis dengan peningkatan pesanan antar. Chef Pan Yen-ming di salah satu restoran Korea Taipei, An-Nyeong Korean Restaurant mengatakan bahwa dia menghabiskan sekitar USD 713.75 untuk penggunaan peralatan makan sekali pakai hanya untuk bulan Juni meningkatkan biaya bahan mentah sampai 14%. “Saya harus mengakui bahwa saya memilih menutup mata untuk hal ini, saya harus meneruskan tanggung jawab sosial ini untuk orang lain, dengan pura-pura tidak tahu. Jika makanan anda tidak dibungkus dengan baik maka tidak akan ada yang melirik,” dia menambahkan. (Yohana RJ) Reuters

Topik:

Covid-19 Taiwan Taipei luar negri Sampah plastik