Pergolakan Asia Pasifik Jadi Alasan Amerika Serikat Tinggalkan Afganistan

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 23 Agustus 2021 03:00 WIB
Monitorindonesia.com - Pengamat Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai hengkangnya Amerika Serikat (AS) dari Afganistan karena melihat semakin bergolaknya situasi Asia Pasifik dimasa depan dalam menghadapi kekuatan China. Hal itu dikatakan Connie dalam channel YouTube Bursah Interaktif yang dikutip pada Minggu (22/8/2021). Menurut Connie, AS sudah memiliki aktivitas baru di Kawasan Laut China Selatan. "Selama kita dalam situasi seperti ini dan belum ada kebijakan strategi bagaimana kalau meninggalkan non-blok, kita pertahankan dulu, dengan catatan apa yang kita buat harus balas," ucap Connie. Connie mengatakan, bila masih ingin memilih tidak memihak atau non-blok, Indonesia harus latihan bersama China, Rusia atau koalisi lainnya dalam industri pertahanan. Menurut, Indonesia harus dibagi menjadi 4 komando gabungan wilayah pertahanan (kogabwilhan) dan berkoalisi dengan Koalisi Non-willing. Connie mengatakan Indonesia harus bisa melihat perbedaan antara warga Taliban dan Afganistan. Sebab bagi AS tidak ketahuan mana orang Taliban dan mana orang Afghanistan. "Taliban masuk Afghanistan ketika sekelompok akademisi atau anak anak sekolahan Pakistan yang benar-benar membawa perubahan, tapi dibiayai Arab Saudi, makanya Presiden Gani kabur ke Arab," ujarnya. Terkini, sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada 15 Agustus 2021, sekelompok milisi yang menentang kembalinya rezim itu melakukan perlawanan dan berhasi merebut sejumlah distrik di wilayah pegunungan dan pedesaan sebelah utara Kabul. Taliban segera merespons dengan mengirim pasukannya ke wilayah tersebut, Minggu (22/8/2021), menurut AP. Pertempuran melawan Taliban ini pecah di Provinsi Baghlan, sekitar 120 kilometer sebelah utara ibu kota. Mereka menamakan diri sebagai kelompok “Perlawanan Rakyat” dan merebut tiga distrik di Lembah Andarab, yang berada di pegunungan Hindu Kush dan berbatasan dengan Provinsi Panjshir, satu-satunya provinsi yang belum dikuasai oleh Taliban. Taliban kemudian mengunggah video di media sosial untuk menunjukkan pasukannya, termasuk satuan elite, bersiap menuju ke medan tempur. Sedikitnya empat pejabat setempat mengatakan Taliban sudah berangkat ke wilayah Keshnabad di Lembah Andarab untuk menculik anak-anak para pejuang yang menentang Taliban. Khair Mohammad Khairkhwa, mantan kepala intelijen Provinsi Balkh, dan Abdul Ahmad Dadgar, salah satu ketua kelompok perlawanan, menuduh para pejuang Taliban menyerbu rumah-rumah penduduk dan membakarnya setelah membawa pergi anak-anak. Dua pejabat lain yang tidak mau disebutkan namanya juga menuduh Taliban menculik anak-anak para pejuang kelompok perlawanan.[Lin/AP]

Topik:

Afganistan Taliban Amerika Serikat Laut China Selatan