Kisruh Rusia-Ukraina, Wakil Ketua BKSAP Minta Indonesia Bersuara

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 23 Februari 2022 20:25 WIB
Monitorindonesia.com - Ketegangan yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dengan Ukraina disikapi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Achmad Hafisz Thohir dan mengaku prihatin. Menurutnya, bila kedua negara mengambil langkah yang salah maka risiko perang tak terhindarkan. "Mereka harus melakukan deeskalasi agar kemungkinan terburuk, yakni perang terhindarkan. Keduanya harus menempuh saluran diplomatik yang memadai," kata politikus PAN itu kepada wartawan, Rabu (23/02/2022). Hafisz menambahkan, jika skenario terburuk yakni perang terjadi antara Rusia dengan Ukraina, maka keseimbangan global juga akan terdampak cukup serius. "Ekonomi global utamanya akan terdampak. Jadi keduanya harus tetap mengedepankan perdamaian sebagai opsi relevan," harapnya. Hafisz juga mendorong agar Indonesia berperan aktif dalam menyikapi persoalan tersebut. "Indonesia perlu bersuara dan turun tangan memberikan saran kepada kedua negara. Ini belum terlambat, jangan sampai Rusia mengubah Ukraina jadi debu radioaktif. Ini mengerikan," lirih Anggota Komisi XI DPR RI itu. Menurutnya, Indonesia punya modal cukup kuat untuk menjadi penengah di antara kedua negara berseteru itu. "Indonesia diterima keduanya. Kita tidak menginginkan pertumpahan darah terjadi antarkedua negara sahabat baik Indonesia tersebut. Indonesia merupakan sahabat baik kedua negara selama ini. Apalagi Indonesia menganut politik bebas dan aktif yang mengendepankan perdamaian," ujarnya. Komitmen Indonesia untuk ikut serta menciptakan ketertiban dan kedamaian dunia, Hafisz menambahkan, menjadi point penting dalam memberikan masukan kepada kedua negara tersebut. "Jelas dalam pembukaan UUD 45, Indonesia memiliki spirit agar ikut serta dalam perdamaian dunia," pungkasnya. (Aswan)