Pasukan Rusia Mendarat di Kota Terbesar Kedua di Ukraina, Kharkiv

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 2 Maret 2022 22:07 WIB
Monitorindonesia.com - Pasukan Rusia mendarat di kota terbesar kedua Ukraina pada Rabu (2/3) dan memicu bentrokan langsung di jalan-jalan Kharkiv, menyusul serangan udara tanpa henti Moskow di bekas negara Soviet itu. Sedikitnya 21 orang tewas dan 112 terluka dalam penembakan dalam 24 jam terakhir, kata gubernur regional Oleg Synegubov, Rabu (2/3). Operasi lintas udara itu terjadi ketika Presiden AS Joe Biden mencap Vladimir Putin sebagai "diktator", memperingatkan kampanye sanksi untuk melumpuhkan ekonomi Rusia akan meningkat dan oligarkinya menjadi sasaran. Dalam pidato kenegaraan pertama Biden, dia memuji tekad aliansi Barat dan menyuarakan solidaritas dengan Ukraina ketika anggota parlemen di Kongres AS memberikan tepuk tangan meriah kepada rakyat Ukraina. "Seorang diktator Rusia, yang menginvasi negara asing, menimbulkan kerugian di seluruh dunia," kata Biden kepada anggota parlemen dalam pidato tahunannya di State of the Union, menjanjikan "tindakan tegas untuk memastikan rasa sakit akibat sanksi yang ditargetkan pada ekonomi Rusia." Tetapi ketika dia berbicara, eskalasi dilaporkan sedang berlangsung di Kharkiv, sebuah upaya nyata oleh Moskow untuk merebut kota invasi besar pertama di Ukraina. Sejak pasukan Rusia masuk ke Ukraina pekan lalu untuk mencapai misi Putin menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy yang pro-Barat, ratusan warga sipil dilaporkan tewas. "Pasukan lintas udara Rusia mendarat di Kharkiv dan menyerang rumah sakit setempat," kata tentara Ukraina dalam sebuah pernyataan di aplikasi perpesanan Telegram. "Ada pertarungan yang sedang berlangsung antara penjajah dan Ukraina." Rusia menghantam sebuah bangunan tempat tinggal di kota itu pada hari Selasa yang menewaskan delapan orang, membuat perbandingan dengan pembantaian warga sipil di Sarajevo pada 1990-an dan kecaman atas apa yang disebut Zelenskyy sebagai "kejahatan perang". Kebakaran terjadi pada hari Rabu di barak sekolah penerbangan di Kharkiv setelah serangan udara, menurut Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina. "Praktiknya tidak ada daerah yang tersisa di Kharkiv di mana peluru artileri belum ditembakkan," katanya seperti dikutip dalam sebuah pernyataan di Telegram. Kharkiv, kota yang sebagian besar berbahasa Rusia di dekat perbatasan mereka itu, memiliki populasi sekitar 1,4 juta.

Topik:

Rusia Ukraina