India Meminta Pelajarnya untuk Segera Meninggalkan Kharkiv Ukraina

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 3 Maret 2022 00:40 WIB
Monitorindonesia.com - Kementerian luar negeri India mendesak para mahasiswanyaa dalam sebuah nasihat pada Rabu (2/3) untuk segera meninggalkan kota Kharkiv di timur laut Ukraina yang telah berada di bawah pemboman berat Rusia. Serangan udara dan roket Rusia menghantam Kharkiv pada hari Rabu, hampir seminggu setelah invasi Rusia ke Ukraina, menurut layanan darurat setempat. Pada hari Selasa, seorang mahasiswa India terbunuh oleh penembakan di Kharkiv, sementara ribuan lainnya masih terjebak di zona perang. "Kami telah mengeluarkan nasihat ini berdasarkan masukan yang diberikan pihak Rusia," kata juru bicara kementerian luar negeri Arindam Bagchi kepada wartawan di New Delhi. Dia tidak memberikan jumlah tertentu siswa negaranya yang berada di Kharkiv. Penasihat itu mengatakan bahwa siswa harus mencapai kota dan pemukiman terdekat dengan sarana transportasi apa pun atau berjalan kaki pada pukul 16:00 GMT "dalam segala keadaan" untuk keselamatan mereka sendiri. Kharkiv adalah kota terbesar kedua di Ukraina dengan populasi 1,4 juta orang yang terletak di dekat perbatasan Rusia. Itu telah dibom habis-habisan oleh pasukan Rusia. Sebelum konflik dimulai, orang India merupakan seperempat dari 76.000 mahasiswa asing di Ukraina, yang sejauh ini merupakan jumlah terbesar, menurut data pemerintah Ukraina. Orang India di Kharkiv kebanyakan belajar kedokteran. India telah mendesak Rusia dan Ukraina untuk menghentikan permusuhan dan meningkatkan tuntutan untuk perjalanan yang aman bagi warga negaranya. New Delhi telah menolak tekanan dari sekutu seperti Amerika Serikat untuk mengutuk invasi Moskow.

Topik:

India Rusia Ukaina