Rusia: Ukraina Ajukan Rancangan Kesepakatan Damai yang 'Tidak dapat Diterima'

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 7 April 2022 20:48 WIB
Jakarta, MI - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis (7/4) bahwa Ukraina telah memberi Moskow rancangan kesepakatan damai yang berisi elemen-elemen yang "tidak dapat diterima", tetapi Rusia tetap akan melanjutkan pembicaraan dan mendesak untuk mengamankan persyaratannya sendiri. Kremlin mengatakan bahwa pembicaraan damai antara Moskow dan Kyiv tidak berkembang secepat yang diharapkan dan menuduh Barat mencoba menggagalkan negosiasi dengan berfokus pada tuduhan kejahatan perang, yang dibantah Moskow. Lavrov mengatakan pada hari Kamis bahwa Ukraina telah mempresentasikan rancangan perjanjian perdamaian ke Rusia pada hari Rabu tetapi itu menyimpang dari proposal yang telah disepakati kedua belah pihak sebelumnya. "Ketidakmampuan untuk menyetujui seperti itu sekali lagi menyoroti niat sebenarnya Kyiv, posisinya menarik keluar dan bahkan merusak pembicaraan dengan menjauh dari kesepahaman yang dicapai," kata Lavrov, menambahkan bahwa proposal Kyiv "tidak dapat diterima." Tidak ada komentar langsung dari Ukraina. Kyiv telah mengatakan bahwa pembicaraan diperlukan tetapi tidak mau menyerahkan kedaulatan dan integritas teritorialnya. Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya. Pasukan Ukraina telah melakukan perlawanan keras dan Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran dalam upaya untuk memaksa Rusia menarik pasukannya. Lavrov mengatakan Rusia sekarang ingin melanjutkan pembicaraan dan mengamankan tuntutannya sendiri. "Terlepas dari semua provokasi, delegasi Rusia akan melanjutkan proses negosiasi, mendesak rancangan perjanjian kami sendiri yang secara jelas dan lengkap menguraikan posisi dan persyaratan awal dan kunci kami," katanya seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (7/4).

Topik:

Rusia Ukraina