Pigai Meyakini Siberia (Rusia) Memiliki Kesamaan DNA dengan Orang Papua, Akan Bangun Perdamaian Dunia

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 2 Juli 2024 21:26 WIB
Natalius Pigai (Foto: Istimewa)
Natalius Pigai (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Aktivis Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) asal Papua Natalius Pigai meyakini bahwa Rusia akan membangun perdamaian dunia. 

Pasalnya, negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin itu kerap mendapat kecaman dari banyak negara di dunia imbas invasi ke Ukraina.

Dalam unggahannya di akun X pribadinya, Pigai meyakini bahwa Siberia yang merupakan daerah bagian dari Rusia juga memiliki kesamaan DNA dengan orang Papua. 

Hal itu berdasarkan penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti Universitas California bernama Richard Edward Green di Lembaga Eijkman.

“I am Siberian (Rusian). it is truth in the line of science (Saya orang Siberia (Rusia). itu adalah kebenaran menurut ilmu pengetahuan),” kata Pigai, dikutip Monitorindonesia.com, Selasa (2/7/2024).

Natalius Pigai

Kebanggaannya terhadap Rusia dan Papua itu membuat Pigai yakin bahwa negara beribukota Moskow tersebut akan membangun perdamaian dan keadilan bagi dunia.

I believe in one day Rusia build a new peace, love, justice in Ukraine & the planet (Saya percaya suatu hari Rusia akan membangun perdamaian, cinta, dan keadilan baru di Ukraina dan planet ini),” tambahnya.

Sebelumnya, Richard Edward Green menyatakan penemuan fosil manusia purba di Denisova, Daratan Siberia, Rusia menunjukkan kemajuan satu langkah dalam mencari mata rantai yang hilang dari proses evolusi manusia.

"Penelitian ini mencari hubungan yang belum ada antara manusia purba 400.000 tahun lalu atau yang dikenal Neanderthal dengan manusia modern di Afrika, Eropa, dan Papua. Tapi di Papua lebih cocok dengan fosil manusia purba di Denisova," kata Richard di Lembaga Eijkman, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat pada 29 Oktober 2013 silam.

Banyak informasi soal anak-anak yang menderita akibat perang

Natalius Pigai menyebutkan telah mengusulkan 8 poin agar dunia internasional segera melakukan penyelamatan warga sipil korban perang terutama perempuan dan anak-anak. 

Usulan tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan kemanusiaan ke Ukraina.

Natalius Pigai

"Pada pertemuan tersebut saya intinya mengusulkan 8 poin yang dianggap paling penting dan relevan untuk saat ini dalam rangka menyelamatkan warga sipil yang menjadi korban perang, utamanya anak-anak, perempuan dan kelompok rentan lainnya," ungkap Pigai dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (29/6/2024).

Pigai menjelaskan delapan poin itu terdiri dari mengembalikan anak-anak korban perang kembali ke rumah mereka, Reintegrasi, advokasi, kampanye internasional, mengusahakan keadilan, Restitusi, kompensasi dan rehabilitasi.

"Delapan hal ini saya sampaikan ke dunia internasional dan meminta koalisi dunia untuk membantu korban warga sipil tidak berdosa khususnya perempuan dan anak-anak. Sejauh ini sudah ada 35 negara bergabung dalam koalisi kemanusiaan ini," jelas Pigai.

Dia mengatakan telah banyak mendapatkan informasi terkait kondisi anak-anak dan wanita yang menjadi korban dalam peperangan.

"Banyak info yang saya dapat dari Ombudsman Ukraina soal anak-anak yang menderita karena perang," tandas Natalius.