Jerman Mulai Membantu Persenjataan Berat untuk Ukraina

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 27 April 2022 11:06 WIB
Jakarta, MI - Jerman mengumumkan pengiriman pertama senjata beratnya ke Ukraina untuk membantu menangkis serangan Rusia setelah berminggu-minggu mendapat tekanan di dalam dan luar negeri. Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan kemarin bahwa pemerintah, yang berupaya mengurangi ketergantungannya pada impor energi dari Rusia, telah menyetujui pengiriman tank Gepard yang dilengkapi dengan senjata anti-pesawat. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia menyambut baik keputusan Jerman untuk mengirim tank sepergi dikutip Aljazeera.com, Rabu (27/4). “Sistem itu akan memberikan kemampuan nyata bagi Ukraina,” katanya setelah pembicaraan dengan Lambrecht dan puluhan rekan mereka di Pangkalan Udara Ramstein AS di Jerman barat. Duta Besar Ukraina untuk Jerman menuduh Berlin bersikap setengah hati untuk memberikan senjata berat ke Ukraina karena khawatir ekonominya akan terkena dampak akibat embargo impor energi Rusia. Sedangkan para kritikus mengatakan Berlin tidak menunjukkan kepemimpinan yang diharapkan dari kekuatan besarnya dan terkesan ragu-ragu dalam membantu mengurangi korban jiwa di Ukraina akibat perang dengan Rusia. Kanselir Olaf Scholz telah membalas kekhawatiran itu dengan mengatakan bahwa angkatan bersenjatanya, Bundeswehr, telah berbuat banyak membantu Ukraina. Dia mengaku persenjataan yang dapat disediakan oleh industrinya masih kekurangan amunisi dan perlu ditingkatkan. Scholz, seorang Sosial Demokrat yang partainya telah lama memperjuangkan pemulihan hubungan dengan Rusia setelah Perang Dunia II, juga memperingatkan risiko Moskow yang menganggap Jerman sebagai pihak dalam konflik yang dapat mengarah pada “perang dunia ketiga”. Akan tetapi anggota koalisi pemerintahan tiga arahnya, Partai Hijau dan Demokrat Bebas, mempertanyakan alasan tersebut dengan mengatakan Jerman perlu berbuat lebih banyak. Permintaan Ukraina untuk senjata berat telah meningkat sejak Moskow mengalihkan serangan ke wilayah timur Donbas, yang dianggap lebih cocok untuk pertempuran tank daripada daerah di sekitar ibu kota Kyiv di mana sebagian besar pertempuran sebelumnya terjadi.