Mantan Presiden Brasil Lula Sebut Zelenskiy 'Bertanggung Jawab seperti Putin' atas Perang Ukraina

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 5 Mei 2022 07:30 WIB
Jakarta, MI - Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan Rusia seharusnya tidak pernah menginvasi Ukraina, tetapi dia yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy harus disalahkan atas perang itu seperti halnya pemimpin Rusia Vladimir Putin. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Time yang diterbitkan pada hari Rabu, pemimpin sayap kiri itu juga mengatakan Presiden AS Joe Biden dapat berbuat lebih banyak untuk mencegah konflik daripada menghasutnya. Lula, yang berada di sampul majalah Time minggu ini, adalah calon terdepan untuk pemilihan Oktober ketika dia berharap untuk menolak pemilihan kembali Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro dan kembali ke kantor setelah pembatalan tahun lalu dari hukuman korupsi yang telah memasukkannya ke penjara. Lula mengatakan tidak bertanggung jawab bagi para pemimpin Barat untuk merayakan Zelenskiy karena mereka mendorong perang daripada berfokus pada negosiasi tertutup untuk menghentikan pertempuran. "Saya melihat Presiden Ukraina, berbicara di televisi, mendapat tepuk tangan, mendapat tepuk tangan meriah dari semua anggota parlemen Eropa," katanya kepada Time seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (5/5). "Orang ini bertanggung jawab seperti Putin dalam perang. Karena dalam perang, tidak hanya satu orang yang bersalah," tambahnya. Lula mengatakan Biden dan para pemimpin Uni Eropa gagal melakukan cukup banyak untuk bernegosiasi dengan Rusia menjelang invasi ke Ukraina pada Februari. "Amerika Serikat memiliki banyak pengaruh politik. Dan Biden bisa saja menghindari perang, bukan menghasutnya," katanya. "Biden bisa saja naik pesawat ke Moskow untuk berbicara dengan Putin. Ini adalah sikap yang Anda harapkan dari seorang pemimpin." Amerika Serikat dan Uni Eropa dapat menghindari invasi dengan menyatakan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, katanya. "Putin seharusnya tidak menginvasi Ukraina. Tapi bukan hanya Putin yang bersalah. AS dan UE juga bersalah," kata Lula.