Mencekam! Anggota Parlemen Bunuh Diri Saat Kerusuhan dan PM Sri Lanka Mundur

wisnu
wisnu
Diperbarui 10 Mei 2022 11:00 WIB
Jakarta, MI - Baru-baru ini, Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuknya sejak kemerdekaan. Hal itu memicu demonstrasi selama berminggu-minggu melawan Presiden Gotabaya Rajapaksa serta saudara lelakinya yang menjabat sebagai perdana menteri. Akibat kerusahan yang tak mereda, Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa memilih mengundurkan diri setelah kerusuhan politik yang menewaskan lima orang, termasuk aksi bunuh diri seorang anggota parlemen pendukung pemerintah. Anggota parlemen Amarakeerthi Athukorala dari partai yang berkuasa menembak dua orang dan menewaskan seorang pria berusia 27 tahun. Setelah adanya peristiwa nahas itu, Dia lantas melakukan aksi bunuh diri setelah dikepung oleh gerombolan pengunjuk rasa anti-pemerintah di luar Kolombo. Sedangkan ajudan pribadi dari anggota parlemen Athukhorala juga tewas akibat diamuk massa saat akan pulang ke rumahnya. Sementara, anggota parlemen politisi partai berkuasa lainnya yang tidak disebutkan namanya melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa anti-pemerintah di kota selatan Weeraketiya. Akibat peristiwa tersebut, dua orang tewas dan lima orang cedera. Sejumlah loyalis Rajapaksa menyerang pengunjuk rasa tak bersenjata yang berkemah di luar kantor presiden di kawasan pejalan kaki tepi laut pusat kota Kolombo. "Kami dipukul, watawan dipukul, perempuan dan anak-anak dipukul," kata seorang saksi yang meminta tidak disebutkan namanya yang dikutip, Selasa (10/5). Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air serta mengumumkan jam malam di Kolombo. Aturan itu kemudian diperluas mencakup seluruh negara kepulauan Asia Selatan yang berpenduduk 22 juta orang itu. Sebanyak 181 orang dirawat di rumah sakit, kata juru bicara Rumah Sakit Nasional Kolombo. Sedangkan delapan terluka di tempat lain. Pasukan anti huru hara militer dipanggil untuk memperkuat polisi. Sebagian besar tentara juga telah dikerahkan selama krisis untuk melindungi pengiriman bahan bakar dan kebutuhan penting lainnya, tetapi tidak untuk mencegah bentrokan sebelumnya. "Saya mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mereka yang menghasut dan berpartisipasi, terlepas dari kesetiaan politik," cuit Presiden Rajapaksa. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah saat ini. Mahinda Rajapaksa mengajukan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri dengan alasan untuk membuka jalan bagi pemerintah persatuan. Hanya saja tidak jelas apakah oposisi akan mau bekerja sama.
Berita Terkait