Penggunaan Ganja Mulai Diatur di Thailand Meski Dilegalkan

wisnu
wisnu
Diperbarui 10 Juni 2022 19:45 WIB
Thailand, MI – Thailand memberikan satu juta tanaman ganja secara gratis, sehari setelah mendekriminalisasi. Penggunaan ganja di Thailand itu untuk tujuan mencegah orang untuk mabuk. Thailand sebelumnya telah melegalkan penggunaan ganja obat pada 2018 untuk penggunaan medis, tetapi sekarang mulai mengembangkannya sebagai tanaman komersial dan membangun industri lokal yang menguntungkan. “Jangan menggunakannya dan duduk tersenyum di rumah dan tidak menyelesaikan pekerjaan apa pun. Hal-hal itu bukan kebijakan kami,” kata Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul pada peluncuran di provinsi timur laut Buriram, tempat 1.000 tanaman pertama didistribusikan yang dikutip, Jumat (10/6). "Stigma itu sudah kita hapus, hanyut seperti menghilangkan tato. Jangan sampai muncul lagi," ujarnya seraya menambahkan bahwa ganja harus digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Pada Kamis (9/6) penggunaan ganja di Thailand dihapuskan dari daftar narkotika negara itu, memungkinkan orang menanam tanaman itu jika mereka mendaftar di aplikasi pemerintah. Namun, pihak berwenang menghalangi penggunaan ganja di Thailand untuk kesenangan, sementara merokok di depan umum dapat menyebabkan penjara dan denda. Senyawa psikoaktif dalam ganja, tetrahydrocannabinol atau THC, dibatasi hingga 0,2 persen dalam ekstrak ganja dan produk yang dapat dijual di Thailand, termasuk minyak dan permen. Menanam ganja di rumah memerlukan pendaftaran dengan aplikasi telepon pintar pemerintah, PlookGanja atau tanam ganja. Anutin mengatakan lebih dari 300.000 orang telah mendaftar ke aplikasi tersebut, yang memiliki jutaan unduhan dari orang-orang yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang ganja. Menurut departemen pemasyarakatan Thailand, 3.000 orang telah dibebaskan dari penjara setelah ditahan atas kejahatan terkait ganja sejak undang-undang tersebut diubah minggu ini.
Berita Terkait