Presiden Jokowi Bakal Bertemu Presiden Ukraina dan Rusia

Venny Carasea
Venny Carasea
Diperbarui 26 Juni 2022 13:15 WIB
Jakarta, MI - Pada hari ini Minggu (26/6/22) Presiden Jokowi bersama rombongan bertolak ke beberapa negara. Adapun negara yang rencananya akan dikunjungi adalah Jerman, Ukraina, Rusia dan Uni Emirat Arab. Rute pertama yang disambangi Presiden Jokowi adalah ke Jerman dalam rangka menghadiri acara KTT G7. "Pertama, akan ke Jerman, untuk menghadiri KTT G7, di mana kita d sini adalah sebagai partner country dari G7 dan juga diundang untuk menghadiri KTT G7 ini sebagai ketua Presidensi G20," kata Jokowi di Bandara Soekarno-Hatta. Dalam kegiatan itu, Jokowi akan mengajak negara-negara G7 untuk bersama-sama mengupayakan perdamaian di Ukraina. Termasuk juga, secepat-cepatnya mencari solusi dalam menghadapi krisis pangan, krisis energi, yang sedang melanda dunia. "Memang upaya ini tidak mudah tapi kita Indonesia akan terus berupaya," tutur Jokowi. Membuka Ruang Dialog Dengan Presiden Ukraina untuk Berhentikan Perang Setelah dari Jerman, Jokowi akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. "Misinya adalah mengajak presiden Ukraina, Presiden Zelensky untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian untuk membangun perdamaian. Karena perang memang harus dihentikan dan juga yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali," katanya. Jokowi Dorong Vladimir Putin Buka Ruang Dialog Selepas dari Ukraina, Presiden Jokowi akan menuju ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Masih dengan misi yang sama yaitu mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk menghentikan melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang. Kemudian agenda yang terakhir, Presiden Jokowi akan berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. "Kunjungan ini bukan hanya penting bagi Indonesia. Tapi juga penting bagi negara-negara berkembang untuk mencegah rakyat negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah jatuh pada jurang kemiskinan ekstrem dan kelaparan. Dan selama di luar negeri pemerintahan akan dipimpin oleh Bapak Wakil Presiden," katanya.