Rakyat Brazil Tegang, Lula Diperkirakan Menang Tipis di Putaran Kedua Pilpres

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 31 Oktober 2022 05:39 WIB
Jakarta, MI - Rakyat Brasil mulai tegang menunggu hasil pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua setelah pemungutan suara ditutup kemarin dalam satu pertikaian yang memecah belah antara petahana Jair Bolsonaro dan mantan pemimpin Luiz Inacio Lula da Silva. Partai Buruh (PT) pimpinan Lula kemarin meneriakan pelanggaran atas pemblokiran jalan oleh polisi yang diduga bertujuan untuk menekan suara di kubunya, terutama di timur laut yang berpenduduk miskin. Dengan 61,1 persen suara dihitung, Bolsonaro meraih 50,1 persen suara sah, dibandingkan dengan 49,9 persen untuk Lula, menurut laporan Komisi Pemilihan Umum seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (31/10). Penghitungan awal diperkirakan akan memenangkan Bolsonaro, terlepas dari hasil akhirnya karena Partai Buruh Lula mendapat dukungan lebih kuat di daerah-daerah yang lebih lambat melaporkan hasil. Lula, yang menjadi presiden dari 2003 hingga 2010, memenangkan putaran pertama pemilihan pada 2 Oktober, tetapi dengan selisih yang jauh lebih kecil dari yang diperkirakan oleh lembaga survei. Pemungutan suara kemarin dianggap terbuka dengan partisipasi publik yang cukup tinggi. Bolsonaro adalah yang pertama dalam antrean untuk memberikan suaranya di sebuah kompleks militer di Rio de Janeiro. Dia memakai warna hijau-kuning dari bendera Brasil yang selalu ditampilkan dalam kampanyenya. “Saya mengharapkan kemenangan kami untuk kebaikan Brasil,” katanya kepada wartawan. Dia menambahkan kemenangan itu untuk Brasil. Lula memberikan suara di Sao Bernardo do Campo, kota tenggara tempat dia memulai kariernya sebagai pemimpin serikat. Dia tampak mengenakan kemeja putih bergaya Guayabera dan dikelilingi oleh pendukungnya yang juga berpakaian putih. Dia mengatakan dia “yakin akan kemenangan demokrasi” dan dia akan berusaha untuk “memulihkan perdamaian” di negara yang terpecah jika terpilih. Pemilihan putaran kedua hari Minggu menutup kampanye kotor dan memecah belah yang telah membuat negara berpenduduk 215 juta orang itu terbelah antara pendukung mantan kapten militer Bolsonaro yang konservatif dengan pendukung mantan pekerja logam Lula yang karismatik. Lula, 77, menang tipis dalam pemilihan putaran pertama pada 2 Oktober. Akan tetapi hasil jajak pendapat Datafolha Institute menunjukkan raihan 52 persen dukungan pemilih untuknya dan 48 persen untuk Bolsonaro.