Zelenskiy Minta Perang Diakhiri di KTT G20, Rusia Harus Akui Integritas Wilayah Ukraina

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 15 November 2022 17:25 WIB
Jakarta, MI - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sudah waktunya untuk mengakhiri perang di Ukraina sekarang dan penghentian perang hanya bisa dilakukan kalau Rusia mengakui integritas teritorial penuh Ukraina. Hal itu disampaikan Zelenskiy saat berbicara kepada para pemimpin dunia yang tergabung dalam kelompok negara G20 di Bali dengan kaus hijaun militernya yang sekarang menjadi ciri khasnya. “Saya yakin sekaranglah saatnya perang destruktif Rusia harus dan dapat diakhiri. Ini akan menyelamatkan ribuan nyawa," katanya sepeerti dikutip TheGuardian.com, Selasa (15/11). Pernyataan itu disampaikannya dalam bahasa Ukraina kepada satu-satunya audiens paling berpengaruh yang dia tuju sejak perang dimulai. Pada kesempatan itu Zelenskiy mencoba menampilkan dirinya sebagai orang yang siap untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia, tetapi hanya dengan syarat ada perlindungan untuk kedaulatan Ukraina. Dia mengaku hanya berbicara kepada Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden, bukan kepada pemimpin Rusia Vladimir Putin. Menurutnya, tidak boleh ada alasan untuk melakukan pemersana lewat senjata nuklir dan dirinya dengan tegas sangat berterima kasih kepada “G19”, bukan G20 yang memasukkan negara Rusia agar semuanya lebih jelas. Zelenskiy menuduh Rusia mencoba membuat bom radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang bisa meledak kapan saja. Presiden Ukraina itu juga menuduh Rusia, yang hanya diwakili di KTT oleh menteri luar negerinya, Sergei Lavrov, mencoba mengubah “cuaca dingin menjadi senjata” melalui serangan terhadap infrastruktur utama. “Jika Rusia mencoba untuk menghilangkan Ukraina, Eropa dan semua konsumen energi di dunia dari prediktabilitas dan stabilitas harga, jawabannya adalah pembatasan paksa harga ekspor untuk Rusia,” katanya. Pemimpin Ukraina tersebut juga menyerukan perluasan dan perpanjangan tidak terbatas dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi oleh PBB dan Turki yang akan berakhir pada hari Sabtu mendatang. Ukraina adalah salah satu produsen biji-bijian utama dunia, sedangkan invasi Rusia telah memblokir 20 juta ton biji-bijian di pelabuhannya sampai kesepakatan tercapai pada bulan Juli. Rusia mengatakan bahwa kesepakatan ekspor hanya dilaksanakan untuk sebagian. Saya yakin inisiatif ekspor biji-bijian kami layak mendapat perpanjangan tanpa batas waktu, tidak peduli kapan perang berakhir, kata Zelenskiy. Karena itu dia mendesak perluasannya ke pelabuhan lain. Menyinggung soal direbutnya kembali wilayah dan Kota Kherson, satu-satunya kota terbesar yang diduduki Rusia sejak perang dimulai, dia mengatakan bahwa ketika semua tindakan perang Rusia diakhiri, sebuah dokumen yang dinegosiasikan harus diterbitkan yang menjelaskan bagaimana perdamaian akan terjadi dan dipertahankan. Perjanjian itu harus berisi langkah-langkah efektif untuk memastikan keamanan masa depan Ukraina, katanya. Presiden Ukraina tersebut mengatakan bahwa perjanjian semacam itu dapat ditandatangani pada konferensi internasional dan menambahkan bahwa Rusia akan diminta untuk menyerahkan sebagian asetnya sebagai kompensasi untuk tugas membangun kembali Ukraina. Dia mengulangi bahwa perdamaian tidak mungkin dicapai sampai Rusia menarik semua pasukan bersenjata dari wilayah Ukraina dan juga menegaskan kembali integritas teritorial Rusia. Pidato itu muncul di tengah dorongan para pemimpin Barat untuk mencoba menyudutkan dan mengisolasi Rusia dengan mengatakan agresi Putin di Ukraina telah menyebabkan krisis dunia dalam bidang ketahanan pangan, utang yang meningkat, dan inflasi yang merajalela. Para pejabat AS yakin bahwa pertemuan itu akan mengutuk perang Rusia dengan sekuat tenaga. “G20 akan memperjelas bahwa perang Rusia mendatangkan malapetaka bagi orang-orang di mana-mana dan bagi ekonomi global secara keseluruhan,” kata pejabat itu. Sebagian besar negara G20 setuju perang di Ukraina adalah “akar dari penderitaan ekonomi dan ketidakstabilan yang dialamai banyak bagian dunia”, tambah pejabat itu. Sebelumnya Presiden RI Joko Widodo mengatakan kepada anggota G20 untuk “mengakhiri perang” saat dia membuka KTT pada hari ini. “Bertanggung jawab berarti tidak menciptakan situasi yang tidak menguntungkan. Bertanggung jawab di sini juga berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi dunia untuk bergerak maju,” katanya kepada para pemimpin menjelang sesi pembukaan KTT.