Perdana Menteri Israel Batal Pecat Menhan Yoav Gallant

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 April 2023 10:03 WIB
Jakarta, MI - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin (10/4), membatalkan keputusannya untuk memecat menteri pertahanannya karena kritik terhadap rencana kontroversial pemerintah untuk merombak peradilan. Dalam konferensi pers langsung, Netanyahu mengatakan bahwa Yoav Gallant tetap menjabat sebagai Menteri Pertahanan. “Saya memutuskan untuk menempatkan perbedaan yang kami miliki di belakang kami,” katanya seperti dikutip dari ABCNews, Selasa (11/4). "Gallant tetap pada posisinya dan kami akan terus bekerja sama demi keamanan warga Israel." Dalam sebuah tweet yang memperlihatkan dirinya duduk di sebelah Netanyahu, Gallant menulis: "Kami terus bersama dengan kekuatan penuh, untuk keamanan Israel." Netanyahu mengumumkan akhir bulan lalu bahwa Gallant dipecat. Keputusan tersebut memicu gelombang protes massa spontan dan pemogokan umum yang mengancam melumpuhkan negara, memaksa pemimpin Israel untuk menangguhkan rencananya yang memecah belah untuk merombak sistem peradilan. Netanyahu tidak pernah mengirim Gallant surat pemutusan hubungan kerja secara resmi. Pada hari Senin, Gallant yang mengkritik rencana perubahan yudisial Netanyahu kembali ke posisinya. Pembantu Gallant mengatakan bahwa hal semacam itu adalah bisnis yang sudah biasa di Kementerian Pertahanan. Dalam beberapa hari terakhir, Gallant terlihat ikut serta dalam pertemuan pemerintah Israel yang membahas ketegangan di Yerusalem yang meningkat minggu lalu dan kekerasan yang lebih luas yang dipicu di wilayah tersebut. “Bahkan dalam beberapa hari terakhir kami bekerja sama dan berdiri bersama sepanjang waktu di semua lini dalam menghadapi tantangan keamanan,” kata Netanyahu. Beberapa hari setelah Netanyahu mengumumkan pemecatan Gallant, serangan polisi Israel di tempat suci paling sensitif di Yerusalem memicu tembakan roket ke Israel di berbagai bidang. Israel menanggapi dengan serangan udara dan tembakan artileri di lokasi peluncuran roket dan menuduh Hamas dan kelompok militan Palestina berada di balik serangan tersebut.