Inggris akan Kirim Rudal Storm Shadow ke Ukraina

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 12 Mei 2023 11:34 WIB
Jakarta, MI - Pemerintah Inggris pada Kamis (11/5) mengumumkan akan mengirim rudal Storm Shadow ke Ukraina. Dengan ini, Inggris menjadi negara pertama yang menyediakan senjata jarak jauh ke Kyiv. “Hari ini saya dapat mengonfirmasi bahwa Inggris menyumbangkan rudal Storm Shadow ke Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (12/5). Ia mengatakan sumbangan sistem senjata ini akan memberi Ukraina kesempatan terbaik untuk mempertahankan diri dari kebrutalan Rusia yang terus berlanjut. “Ukraina memiliki hak untuk dapat mempertahankan diri terhadap hal ini dan penggunaan Storm Shadow akan memungkinkan Ukraina untuk memukul mundur pasukan Rusia yang berbasis di dalam wilayah kedaulatan Ukraina,” ujarnya. Storm Shadows, diproduksi oleh pembuat rudal Eropa MBDA, adalah rudal jarak jauh yang diluncurkan dari udara, dirancang untuk serangan terhadap target bernilai tinggi seperti bunker yang diperkeras dan memiliki jangkauan lebih dari 250 km (155 mil). Rudal yang dapat dioperasikan dalam kondisi ekstrem itu telah digunakan oleh pasukan Inggris dan Prancis di Teluk, Irak, dan Libya. Inggris adalah penyedia bantuan militer terbesar kedua ke Ukraina, menyumbangkan rudal anti-tank, senjata artileri, sistem pertahanan udara, kendaraan tempur lapis baja, amunisi anti-struktur, dan tiga sistem peluncuran roket multipel jarak jauh M270. Ini mengumumkan peningkatan yang signifikan dalam dukungan tempur pada bulan Januari, termasuk penyediaan 14 tank tempur utama Challenger II. “Ketika konflik di Ukraina telah berkembang, begitu pula jenis persenjataan yang disediakan,” kata laporan House of Commons tentang bantuan militer sejak invasi Rusia. “Menjelang serangan musim semi yang diharapkan, oleh kedua belah pihak, fokusnya adalah menyediakan Ukraina, dalam waktu singkat yang tersedia, dengan kemampuan untuk mempertahankan wilayah mereka dan untuk memungkinkan mereka merebut kembali tanah yang saat ini berada di bawah kendali Rusia,” tambahnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan militernya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan serangan balasan yang sangat diantisipasi, menurut sebuah wawancara yang diterbitkan oleh BBC pada hari Kamis. “Dengan (apa yang kami miliki) kami bisa maju dan sukses. Tapi kami akan kehilangan banyak orang. Saya pikir itu tidak bisa diterima. Jadi kita perlu menunggu. Kami masih membutuhkan sedikit lebih banyak waktu,” katanya seperti dikutip.