AS Serang Dua Fasilitas Garda Revolusi Iran di Suriah

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 27 Oktober 2023 15:41 WIB
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin [Foto: AP]
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin [Foto: AP]

Jakarta, MI - Amerika Serikat (AS) telah menyerang dua fasilitas di Suriah yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok yang didukung Iran, kata Pentagon, menyusul serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah.

Dilansir dari Aljazeera, Jumat (27/10), serangan itu terjadi setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk menanggapi serangan terhadap personel AS, yang menurut Washington dilakukan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran.

“Amerika Serikat tidak mencari konflik dan tidak memiliki niat atau keinginan untuk terlibat dalam permusuhan lebih lanjut, namun serangan yang didukung Iran terhadap pasukan AS ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan pada Kamis (27/10).

“Iran ingin menyembunyikan diri dan menyangkal perannya dalam serangan terhadap pasukan kami. Kami tidak akan membiarkan mereka. Jika serangan yang dilakukan oleh proksi Iran terhadap pasukan AS terus berlanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami,” imbuhnya.

Austin mengatakan “serangan yang ditujukan secara sempit” itu adalah untuk membela diri dan tidak ada hubungannya dengan perang Israel-Hamas.

“Hal-hal tersebut terpisah dan berbeda dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, dan bukan merupakan perubahan dalam pendekatan kami terhadap konflik Israel-Hamas,” katanya.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih sebelumnya telah memperingatkan bahwa Washington akan menanggapi serangan tersebut pada “waktu yang kita pilih dan cara yang kita pilih”.

Komentar Kirby muncul ketika Departemen Pertahanan AS mengatakan pada hari Kamis bahwa pasukan AS dan sekutunya di Irak dan Suriah telah diserang setidaknya 16 kali bulan ini oleh “kelompok milisi yang didukung Iran”.

Sebanyak 21 personel AS terluka dalam serangan itu, sebagian besar dari mereka menderita cedera otak traumatis, menurut para pejabat AS.

Laporan serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut telah meningkat sejak pecahnya perang Israel-Hamas, yang dimulai awal bulan ini ketika kelompok Palestina melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang menurut para pejabat Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 7.000 orang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza yang dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

Pada hari Rabu, Biden mengatakan dia telah secara langsung memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei agar tidak menargetkan pasukan AS di Timur Tengah.

“Peringatan saya kepada ayatollah adalah jika mereka terus bergerak melawan pasukan tersebut, kami akan merespons, dan dia harus bersiap,” kata Biden kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa hal itu “tidak ada hubungannya” dengan Israel.

Washington dan Teheran tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan Biden tidak mengatakan bagaimana pesan tersebut dikomunikasikan.

Mohammad Jamshidi, ajudan Presiden Iran Ebrahim Raisi, membantah pernyataan Biden dalam komentar yang diposting di media sosial.

“Pesan-pesan AS tidak ditujukan kepada pemimpin Revolusi Islam dan bukan pula permintaan dari pihak Iran,” katanya.

“Jika Biden mengira dia telah memperingatkan Iran, dia harus meminta timnya untuk menunjukkan kepadanya teks pesan tersebut,” sambungnya.

Para pejabat AS khawatir terhadap kemungkinan pertempuran antara Israel dan Hamas meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas.

Iran mendukung Hamas, yang menguasai Gaza, dan kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah, yang bentrok dengan Israel dalam bentrokan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan di PBB bahwa AS “tidak akan terhindar dari serangan ini” jika pemboman Israel di Gaza tidak berhenti.

“Saya katakan terus terang kepada negarawan Amerika, yang kini mengendalikan genosida di Palestina, bahwa kami tidak menyambut perluasan perang di wilayah tersebut,” kata Amir-Abdollahian. “Tetapi jika genosida di Gaza terus berlanjut, mereka tidak akan luput dari kebakaran ini.”