Persenjataan Nuklir Korea Utara Siaga Tinggi, Serang Korsel?

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 23 Oktober 2024 23:28 WIB
Korut Uji Coba Rudal Balistik yang Dilengkapi Hulu Ledak Hipersonik Korea Utara. Foto: Anadolu
Korut Uji Coba Rudal Balistik yang Dilengkapi Hulu Ledak Hipersonik Korea Utara. Foto: Anadolu

Ankara, MI - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mendesak pasukan nuklir negaranya untuk mempertahankan kesiagaan tinggi, menurut laporan media pemerintah pada Rabu (23/10/2024). Kim menyampaikan seruan tersebut saat mengunjungi pangkalan rudal strategis Korea Utara, ditemani sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya, Kim Yo Jong, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Selama inspeksi, Kim mengevaluasi kesiapan pasukan penangkal strategis negara tersebut. Dia meninjau kemampuan operasional dan fungsi utama fasilitas terkait peluncuran rudal, kata laporan tersebut.

Kim memuji pasukan rudal strategis sebagai pilar utama strategi pertahanan nasional Korea Utara. Dia menekankan pentingnya memprioritaskan dan memodernisasi kekuatan tersebut sebagai bagian dari tujuan yang lebih besar untuk memperkuat kemampuan militer negara itu.

Mengacu pada meningkatnya kehadiran aset-aset nuklir strategis AS di kawasan, Kim mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan baru-baru ini, sarana nuklir strategis AS menimbulkan ancaman yang semakin meningkat terhadap lingkungan keamanan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Ia menambahkan bahwa ancaman yang terus berkembang memerlukan peningkatan postur pencegahan perang dan kesiapan yang ketat dari kekuatan nuklir Korea Utara.

Pernyataan Kim itu menyusul klaim baru-baru ini oleh Korea Selatan bahwa Korea Utara telah mengirimkan sedikitnya 1.500 tentara ke Rusia, sebuah langkah yang dilaporkan terkait dengan perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa juga menuduh Korea Utara sedang mempersiapkan dua brigade militer untuk mendukung Rusia.

Sementara Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul dan Menlu Inggris David Lammy mengecam kerja sama transfer senjata dan pengerahan pasukan Korea Utara untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

"Kerja sama antara Rusia dan DPRK (Korea Utara) tersebut tidak hanya melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, tetapi juga memperpanjang penderitaan rakyat Ukraina dan mengancam keamanan global, termasuk di Korsel dan Inggris," demikian pernyataan bersama menlu Korsel dan Inggris pada Rabu.

Kedua negara juga menegaskan kembali komitmen Seoul dan London untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina guna memastikan perdamaian yang adil dan abadi.

Dalam pernyataannya, Tae-yul dan Lammy mengatakan memantau dengan saksama apa yang diberikan Rusia kepada Korut sebagai imbalan atas pengiriman senjata dan personel militernya, termasuk kemungkinan penyediaan material dan teknologi Moskow kepada Pyongyang.

"Kami juga sangat khawatir tentang kemungkinan adanya transfer teknologi terkait rudal nuklir atau balistik ke DPRK, yang akan membahayakan upaya nonproliferasi internasional dan mengancam perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea dan di seluruh dunia."

Mereka mengatakan keamanan Indo-Pasifik dan Euro-Atlantik kini lebih terkait dibandingkan sebelumnya.

Sumber : Anadolu

Topik:

Perang Korut-Korsel Semenanjung Korea Nuklir Korut Ukraina Rusia