PBB Sebut Kelaparan Besar-besaran Terjadi di Gaza Utara

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Mei 2024 19:15 WIB
Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)
Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)

Jakarta, MI - Seorang pejabat tinggi PBB, pada Jumat (3/5/2024), mengatakan bahwa wilayah Gaza utara yang terdampak paling parah kini berada dalam situasi “kelaparan besar-besaran” setelah perang antara Israel dan Hamas berlangsung lebih dari enam bulan dan pembatasan ketat yang diberlakukan Israel terhadap pengiriman makanan ke wilayah Palestina.

Direktur Program Pangan Dunia PBB (WFP) Cindy McCain menjadi pejabat internasional paling terkemuka sejauh ini yang menyatakan bahwa warga sipil yang terjebak di bagian paling terpencil di Gaza itu kini berada dalam kelaparan.

“Terjadi kelaparan kelaparan besar-besaran  di wilayah utara, dan kini berlanjut ke wilayah selatan.”

Dia mengatakan gencatan senjata dan peningkatan aliran bantuan melalui jalur darat dan laut sangat penting untuk menghadapi bencana kemanusiaan yang semakin meningkat di Gaza. Wilayah kantong itu merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.

Seorang pejabat kemanusiaan Israel, pada Sabtu (4/5/2024), menilai pernyataan McCain tidak benar. Ia mengatakan bahwa Israel telah memfasilitasi pengiriman lebih banyak bantuan.