Usai diperiksa, 8 Tersangka Kasus Kerangkeng Manusia Tak Ditahan

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 26 Maret 2022 20:35 WIB
Monitorindonesia.com - Sebanyak 8 tersangka dalam kasus kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin tidak ditahan usai diperiksa Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut) Diketahui, kedelapan tersangka kasus kerangkeng itu menjalani pemeriksaan di Mapolda Sumut sejak Jumat siang kemarin (24/3/2022) hingga Sabtu pagi (26/3/2022). Mereka menjalani pemeriksaan secara maraton. Ada puluhan pertanyaan yang dilemparkan penyidik ke setiap tersangka. Dirkrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengungkapkan, alasan mereka tidak ditahan karena mereka dianggap kooperatif saat dilakukan pemeriksaan. "Alasannya yang pertama pada saat pemanggilan kedelapan tersangka untuk kita lakukan interogasi awal, bersama PH-nya mereka kooperatif. Yang kedua, pada saat kita lakukan pemeriksaan sebagai saksi, kedelapan tersangka tersebut hadir dan kemarin rekan-rekan juga menyaksikan kedelapan tersangka tersebut hadir pada saat kita panggil di tanggal 25 kemarin," jelasTatan, Sabtu (26/3/2022). Tatan juga menyampaikan para penyidik masih melakukan pendalaman. Salah satunya memeriksa manajemen perusahaan milik Terbit yang mempekerjakan warga di dalam kerangkeng tersebut. "Ini penyidik masih melakukan pendalaman-pendalaman lainnya, salah satunya melakukan pra-rekon, kemudian akan melakukan pemeriksaan manajemen terhadap salah satu perusahaan atau PKS yang digunakan untuk mempekerjakan warga yang ada dalam kerangkeng. Kemudian penyidik juga berkoordinasi dengan pihak kejaksaan terkait dengan perkara yang kita proses ini," katanya. Namun demikian, para tersangka tersebut wajib lapor seminggu sekali. "Wajib lapor seminggu sekali ke Polda Sumut," ujar Tatan. Tatan menjelaskan soal pemeriksaan para tersangka. Mereka diperiksa mulai hari Jumat hingga Sabtu pagi. "Kemarin kita sudah melakukan pemeriksaan secara maraton. Ada delapan tersangka yang kita ambil keterangan. Kemudian tadi pagi sekitar pukul 07.00 WIB selesai karena ada beberapa tersangka yang harus kita periksa berkaitan dengan kasus TPPO, termasuk ada penganiayaan di dalam aktivitas di dalam kerangkeng tersebut," tambah Tatan. Tatan menjelaskan, mereka yang diambil keterangan adalah TS. Dia sebagai kalapas dan mengawasi kerangkeng yang ada di seputaran sekitar rumah bupati nonaktif. Kemudian, inisial JS, sama. JS menggantikan salah satu kepala kerangkeng atau kepala yang menjadi di kerangkeng tersebut perannya sama. Kemudian SP, HS, IS, RG, DP, dan HG. "Tadi malam kita sudah ambil keterangan kedelapan tersangka, kemudian ada beberapa tersangka yang kita ambil keterangan, baik itu perkara TPPO-nya kemudian termasuk ada penganiayaan terhadap aktivitas dalam kerangkeng tersebut," pungkas Tatan. (Aswan)