Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris di Lombok, Ini Perannya

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 16 Juli 2023 16:14 WIB
Jakarta, MI - Densus 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris di Lombok, Nusa Tenggara Barat pada Jumat (14/7). Keduanya berinisial UHS alias UL dan OS alias O. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengungkap kedua terduga teroris memiliki peranan yang berbeda. "Kedua terduga pelaku tersebut memiliki keterlibatan yang berbeda," kata Ramadhan kepada wartawan, Minggu (16/7). Ramadhan menjelaskan, penangkapan terhadap kedua terduga teroris tersebut diawali penangkapan HSL alias UL di Selong, Kabupaten Lombok Timur pada pukul 20.30 WITA. Tak lama setelah penangkapan pertama, Densus 88 Antiteror Polri menangkap OS alias O di dermaga Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat. HSL alias UL, kata Ramadhan, sejak 2015 sampai dengan 2017 berperan di dalam perekrutan H (sudah ditangkap) untuk menjadi anggota Jamaah Ansharud Daulah (JAD) Bima. "Saudara HSN alias UL memiliki paham Daulah Islamiyah," ujarnya. Sementara terduga teroris OS alias O merupakan anggota Anshor Daulah Lombok Timur. Dia disebut aktif mengikuti pertemuan maupun kajian di rumah Quran Aik Berik dan di rumah terduga HSN alias UL sejak 8 Agustus 2022 hingga saat ini. "OS alias O aktif membahas tentang Daulah Islamiyah di dalam percakapan grup WhatsApp kajian Islam kafah dan di media sosial Facebook miliknya atas nama Hamzah," kata Ramadhan. Selain itu, OS alias O juga aktif membuat postingan di sosial media, salah satunya tutorial membuat bom dan senjata api rakitan. "Pada postingannya OS alias O memposting video tutorial pembuatan bom dan senjata api rakitan serta memiliki rencana untuk hijrah ke Suriah," jelas Ramadhan. Sebelumnya, dua warga NTB ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Salah satu yang ditangkap seorang perempuan paruh baya berinisial HN (60). Ia adalah seorang penjual sayur di Lingkungan Kampung Baru, Majidi, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur. Pada awal Juni 2023, Densus 88 Antiteror Polri juga menangkap terduga teroris di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berinisial MT. MT pernah difasilitasi oleh tersangka teroris YR untuk berangkat ke Yaman pada tahun 2014 dan bergabung dengan organisasi AQAP Cabang Al Qaeda.