18 Tersangka Teroris Ditangkap Selama Oktober 2023

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 26 Oktober 2023 18:21 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan (Foto: MI/Aswan)
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 18 tersangka teroris selama Oktober 2023. Penangkapan itu dilakukan di berbagai wilayah, di antaranya Sumatera Barat hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
 
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan penangkapan dilakukan sejak 2 Oktober 2023. 

Diawali dengan penangkapan seorang teroris inisial RA pada 2 Oktober 2023 di Sumatera Barat.

"RA berperan sebagai propaganda di media sosial," kata Ramadhan dalam keterangannya, Kamis (26/10).

Kemudian pada tanggal 5 Oktober 2023, Densus 88 kembali menangkap satu teroris di wilayah Jawa Barat berinisial AT. Adapun AT diduga terafiliasi dengan kelompok teroris jaringan Anshor Daulah (AD).

Lalu, Densus 88 juga menangkap lima tersangka teroris di Sumatera Selatan pada 15-16 Oktober 2023. Kelimanya disebut anggota kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Mereka berinisial HN, MA, IW, AS, dan AN.

Beberapa hari setelahnya, penangkapan teroris kembali di lakukan di Lampung pada 18 Oktober 2023. Sebanyak empat teroris yang merupakan anggota kelompok JI berinisial MA, AZ, IS, dan S pun ditangkap.

Ramadhan mengatakan, penangkapan teroris juga dilakukan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 19-23 Oktober 2023. Ia menyebut ada enam teroris ditangkap, yang merupakan anggota kelompok AD. Mereka berinisial M, I, BH, RM, M, MIW.

Selanjutnya, penangkapan juga dilakukan terhadap seorang inisial UH di Kalimantan Barat pada 19 Oktober 2023. Namun, Ramadhan belum merinci dari jaringan mana UH berasal.

"Kalimantan Barat pada 19 Oktober 2023 berhasil mengamankan satu pelaku berperan sebagai propaganda di media sosial atas nama UH," ujarnya.

Ramadhan menuturkan, tak ada ancaman terorisme yang signifikan. Namun, lanjutnya, Densus 88 akan terus melakukan upaya pencegahan.

"Pada dasar nya tidak ada peningkatan ancaman tapi terorisme. Densus berupaya semaksimal mungkin melakukan tindakan preventive terhadap kemungkinan terjadinya aksi teror di Tanah Air," kata Ramadhan.