PPATK Beberkan Modus Jual Beli Rekening untuk Judi Online saat Raker dengan Komisi III DPR

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 26 Juni 2024 21:09 WIB
Komisi III gelar rapat kerja dengan Kepala PPATK (Foto: MI/Dhanis)
Komisi III gelar rapat kerja dengan Kepala PPATK (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana, membocorkan soal adanya modus jual beli rekening yang digunakan untuk judi online.

Kata Ivan, oknum pelaku judi online itu datang ke kampung-kampung untuk meminta warga agar membuka rekening dengan imbalan uang tunai Rp 100 ribu.

"Satu orang (pengepul) itu bisa mengumpulkan ribuan (rekening), nah ribuan ini dijual. Ribuan rekening ini kemudian dijual oleh para pengepul untuk kemudian dia cuma ngasih 100.000 kepada para pemilik nama (rekening) tadi," ungkap Ivan dalam rapat kerja Komisi III dengan PPATK, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Selanjutnya kata Ivan, ribuan rekening yang sudah terkumpul itu kemudian dijual ke pihak lain dengan harga yang tinggi. Sehingga rekening tersebutlah yang akan digunakan untuk judi online.

"Nah, dia bisa jual kepada pihak lain dengan angka yang lebih besar dia dapat margin. Nah, itulah rekening yang dibuka buat ini," ucap Ivan.

Modus lainnya kata Ivan, yakni dengan melakukan jual beli rekening yang sudah tidak aktif untuk aktivitas judi online. 

Hal itu diketahui dari hasil proses Computer Assisted Test (CAT) terhadap rekening-rekening di sejumlah bank.

"Memang ada juga praktek rekening yang dormant rekening yang in-aktif tadi dijual belikan oleh oknum-oknum tertentu untuk kemudian diaktifkan lagi," tandas Ivan.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III DPR Habiburokhman, menyoroti adanya rekening tak bertuan yang dimanfaatkan oleh operator judi online untuk melakukan transaksi hingga ratusan miliar. 

"Ada rumor nih, bahwa banyak rekening-rekening tak bertuan. Yang tadinya digunakan oleh operator judi online atau adminnya di perbankan Indonesia. Jumlahnya konon katanya bisa ratusan miliar juga," katanya. 

"Kalau satu rekening ditutup websitenya, rekeningnya masih berpindah, orangnya nggak berani ambil, sehingga menjadi rekening tidak bertuan. Katanya satu rekening bisa miliran rupiah total keseluruhan, dugaannya nih pak katanya bisa mencapai ratusan miliar," beber Habiburokhman.