Serangan Balik Ukraina Membuat Rusia Tak Lagi Kuasai Penuh Luhansk

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 20 September 2022 10:45 WIB
Jakarta, MI - Ukraina berhasil merebut kembali sebuah desa yang dekat dengan kota timur Lysychansk yang berarti Rusia tidak lagi memiliki kendali penuh atas wilayah Luhansk sebagai salah satu tujuan perang utama Vladimir Putin. Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengatakan angkatan bersenjata Ukraina telah "mengendalikan sepenuhnya" Bilohorivka dan kota itu adalah pinggiran Lysychansk. Segera kami akan mengusir bajingan ini keluar dari sana dengan sapu,” katanya seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (20/9). “Selangkah demi selangkah, sentimeter demi sentimeter, kami akan membebaskan seluruh tanah kami dari penjajah,” katanya. Rekaman video yang dibagikan di Telegram menunjukkan tentara Ukraina berpatroli dengan berjalan kaki di jalan yang rusak. Pasukan Rusia telah menduduki seluruh provinsi Luhansk selama dua setengah bulan terakhir. Seusai pertempuran yang panjang dan melelahkan, staf umum Ukraina memutuskan untuk mundur pada bulan Juli dari kota Sievierdonetsk dan Lysychansk. Selama 12 hari terakhir, resimen Ukraina di timur laut telah melakukan serangan balasan yang menakjubkan dan membebaskan lebih dari 300 permukiman di seluruh wilayah Kharkiv dan memaksa unit Rusia melarikan diri dalam keadaan kacau balau. Ada laporan yang belum dikonfirmasi pada hari Senin tentang pasukan Ukraina maju ke Lysychansk. Sekarang tampaknya sedikit prospek bahwa Kremlin akan dapat menguasai seluruh Donbas, termasuk oblast Donetsk dan Luhansk. Pada bulan Maret, Putin mengatakan wilayah itu adalah tujuan dari "operasi militer khusus" di Ukraina setelah usahanya yang gagal untuk merebut ibukota, Kyiv. Selama akhir pekan, pasukan Rusia menembaki kota Kupiansk dari posisi pertahanan baru yang dibangun dengan tergesa-gesa di sebelah timur Sungai Oskil. Ratusan orang dievakuasi. Ukraina mengatakan telah menguasai seluruh kota pada hari Jumat dan menyeberang dengan kendaraan amfibi di atas jembatan ponton ke tepi kiri sungai. Pejabat Ukraina mengatakan 200 tentara Rusia tewas dalam serangan pada hari Minggu ketika sebuah rudal menghantam bekas halte bus tempat mereka bermarkas di kota garis depan Svatove. Menurut Institute for the Study of War, Rusia gagal mengirim bala bantuan. Sekarang Rusia berada di bawah tekanan dan rentan terhadap serangan balasan lebih lanjut, menurut lembaga thinktank itu. Gubernur Haidai mengatakan para pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang memproklamirkan diri mulai panik. Banyak laporan tentang regu peculik yang menahan orang-orang di jalan dan memasukkan mereka ke dalam tentara. Komunikasi seluler dan internet macet untuk mencegah orang mengetahui tentang kemunduran militer Moskow, katanya.