OJK Diminta Segera Jelaskan Duduk Soal Kredit Macet di Bank Mayapada, PSI: Jangan Sampai Terulang Skandal Bank Century

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 23 Juni 2023 17:25 WIB
Jakarta, MI - Kasus kredit macet di Bank Mayapada dari nasabahnya Ted Sioeng jangan sampai menimbulkan krisis kepercayaan yang meluas di kalangan perbankan. OJK diminta segara jelaskan duduk persoalannya secara rinci ke publik. Andre menegaskan, perbankan itu bisnis kepercayaan, itu harus dijaga. Jangan lantaran ulah beberapa oknum rusaklah sistem perbankan. "OJK mengaku sudah mengungkap kasus ini sejak 2017 berdasar temuan pemeriksaan mereka, tapi entah mengapa kasus ini masih mencuat lagi di 2023, ada apa? OJK sebagai otoritas paling berwenang mesti segera menjelaskan ke publik,” kata Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kepada Monitorindonesia.com, Jum'at (23/6). Dari informasi publik di berbagai media didapat keterangan bahwa debitur atas nama Ted Sioeng mendapat pinjaman kredit dari Bank Mayapada sebesar Rp 1,3 triliun pada 2014 – 2021. [caption id="attachment_522152" align="alignnone" width="624"] Andre Vincent Wenas (Foto: Doc MI)[/caption] Namun Ted Sioeng mengaku memberi kick-back sebesar Rp 525 miliar kepada pemilik Bank Mayapada Dato Sri Taher. Singkat cerita kredit itu sekarang macet, debiturnya kabur dan jadi kasus, di pertengahan tahun 2023 ini mencuat ke publik. Menurut Andre, kasus seperti ini harus cepat ditangani, sebelum krisis kepercayaan meluas dan akhirnya merusak sistem perbankan. Dimulai dari bank yang relatif kecil seperti Bank Mayapada, tapi bisa merembet ke segala arah. "Harus segara dipetakan apa yang sebetulnya terjadi dan siapa saja yang terlibat, jangan ada yang ditutup-tutupi," tegasnya. Andre pun mempertanyakan, apakah ada oknum OJK yang tersangkut? Apakah pihak oknum bank dengan debitur yang sekarang kabur ada kolusi atau konspirasi? Siapa saja yang terkait di situ? Seperti apa skemanya? Semua jadi bertanya-tanya, yang kalau tidak di-clear-kan bisa tereskalasi jadi krisis kepercayaan yang meluas. “Ingat sistem perbankan itu tidak berdiri sendiri, ada dana pihak ketiga, ada juga sistem asuransi yang menopangnya, dan lain sebagainya. Jangan gegara nila setitik rusak susu sebelanga,” pungkasnya. (AL)

Topik:

OJK Andre Vincent Wenas Mayapada

Berita Sebelumnya

BUMN Soal Mandalika: Wajarlah Rugi, Mana Ada Orang Langsung Jualan Untung

Berita Selanjutnya

Penumpang Keberangkatan Stasiun Pasar Senen 70,1 Persen

Berita Terkait

Ekonomi
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono (Foto: Istimewa)

Ada 6 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

18 jam yang lalu

Ekonomi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (Foto: Dok MI)

Gagal Bayar ke Lender, Dana Syariah Indonesia (DSI) Disanksi OJK

18 jam yang lalu

Ekonomi
Otoritas Jasa Keuangan (Foto: Dok MI)

Izin Usaha BPR Nagajayaraya Sentrasentosa Dicabut OJK

29 Oktober 2025 12:02 WIB

Ekonomi
Otoritas Jasa Keuangan (Foto: Dok MI)

Izin Usaha BPR Artha Kramat Dicabut OJK

24 Oktober 2025 08:23 WIB

Ekonomi
Otoritas Jasa Keuangan (Foto: Dok MI)

OJK Perketat Pasar Modal usai Purbaya Soroti Saham Gorengan

17 Oktober 2025 11:18 WIB

Ekonomi
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar [Foto: Ist]

Pegadaian Ilegal Masih Marak, Ada yang Berdiri Dekat Kantor OJK

13 Oktober 2025 18:25 WIB