Stabilitas Harga Minyak dan Emas Berikan Peluang Bagi Rupiah

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 22 November 2023 15:41 WIB
Ilustrasi Minyak dan Emas (Foto: Inbizia)
Ilustrasi Minyak dan Emas (Foto: Inbizia)

Jakarta, MI – Kebijakan The Fed yang cenderung lebih berhati- hati dalam menentukan kebijakan suku bunganya ke depan mempengaruhi sikap investor.

Pelaku pasar menilai risalah terbaru pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, dimana pejabat lembaga tersebut tidak memberikan indikasi pemotongan suku bunga. Hal tersebut membuat investor asing mencari asset yang relative aman selain dolar AS.

Direktur Indosukses Futures Maruli Tua Sinambela mengatakan dolar AS mencapai titik terendah selama lebih dari 2,5 bulan, membuat emas menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya. Hal ini dapat berpotensi mempengaruhi nilai tukar rupiah.

“Investor mungkin cenderung mencari aset-aset safe haven seperti emas di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ungkap  Maruli kepada MonitorIndonesia.com, Rabu (21/11).

Menurut dia harga minyak mentah tetap stabil menjelang pertemuan OPEC+ yang akan membahas pengurangan pasokan minyak. Kondisi pasar minyak yang stabil dapat memainkan peran penting dalam pengaruh terhadap mata uang.

“Meskipun tidak ada perubahan signifikan dalam harga minyak, stabilitas ini dapat membantu menjaga sentimen pasar global,” katanya.

Selanjutnya, Maruli membeberkan hubungan Penguatan harga emas dan stabilitas harga minyak kepada nilai tukar rupiah.

“Dampaknya terhadap rupiah dapat tercermin dalam pergerakan modal asing. Penguatan harga emas dan stabilitas harga minyak dapat menciptakan ketertarikan baru terhadap aset-aset dari negara-negara yang menjadi produsen utama emas dan minyak seperti Indonesia,” jelasnya.

“Meskipun belum jelas seberapa besar dampaknya terhadap rupiah secara langsung, namun sentimen pasar yang berkaitan dengan harga komoditas tersebut, dapat berpengaruh pada aliran modal ke Indonesia,” pungkasnya.(Ran)