Pertanahan RI Dapat Respons Positif dari Bank Dunia, AHY: Dunia Apresiasi Jokowi

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 19 Mei 2024 13:40 WIB
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) (Foto: MI/Dhanis)
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Menteri Agraria dan dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, Bank Dunia merespons positif kesuksesan Indonesia di bidang pertanahan.

Menurutnya ini merupakan sebuah kehormatan yang diberikan Bank Dunia kepada Indonesia atas best practice administrasi pertanahan dalam Reforma Agraria. 

"Alhamdulillah kita banyak menerima respons positif dari berbagai pihak, baik dari Bank Dunia maupun negara-negara lain peserta konferensi tersebut,” ujar AHY di Jakarta, Minggu (19/5/2024). 

AHY mengatakan, dunia saat ini telah mengapresiasi langkah berani Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat pengukuran dan pendaftaran tanah dalam tujuh tahun belakangan ini.

Dengan demikian, pada 2024 sudah lebih dari 112 juta lahan bidang yang bisa didata. Ini kenaikan 50 persen dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Sebagai informasi, AHY bertolak ke Amerika Serikat atas undangan Bank Dunia. Di sana, Menteri ATR/Kepala BPN menghadiri World Bank Land Conference 2024 di Washington DC. Kegiatan ini baru digelar kembali setelah lima tahun vakum, sejak penyelenggaraan terakhir pada 2019.

Pada Forum itu AHY menegaskan, pentingnya menghadirkan kepastian hukum hak atas tanah bagi para pemilik tanah.

"Jangan sampai kemudian potensi Indonesia yang besar ini, untuk dijadikan tempat industri dan komersial, tersia-siakan karena ketiadaan kepastian hukum ini, para investor ini akhirnya berpindah ke negara lain, ke negara tetangga kita," ucapnya. 

Selain itu, dengan kepastian hukum hak atas tanah, para investor bisa menjadi lebih yakin untuk berinvestasi di Indonesia karena lebih aman, sehingga mereka dapat memperhitungkan prospek dan produktivitasnya.

"Kita juga harus punya iklim dan ekosistem investasi yang semakin baik, kompetitif, dan menjanjikan. Ini yang bisa menarik modal masuk ke Indonesia dan pada akhirnya bisa menopang pertumbuhan ekonomi kita," demikian AHY.