Kebijakan Trump Tekan Harga Minyak, Pasar Cemas Kelebihan Pasokan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 13 November 2024 09:41 WIB
Ilutrasi tambang minyak (Foto: Istimewa)
Ilutrasi tambang minyak (Foto: Istimewa)

Washington, MI - Presiden Terpilih AS Donald Trump yang mendukung lebih banyak pengeboran minyak di AS menyebabkan volatilitas harga minyak. 

Hal ini memicu kekhawatiran pasar tentang potensi kelebihan pasokan, dilansir Monitorindonesia.com dari Euro News, Rabu (13/11/2024).

Harga minyak mentah jatuh 4,83% menjadi $68,4 (Rp1 juta) per barel. Sementara harga Brent turun 4,32% menjadi $72,2 (Rp1,1 juta) per barel minggu ini sebelum sedikit pulih.

Ekspektasi produksi minyak AS meningkat karena kebijakan Trump yang memudahkan perusahaan mendapatkan izin pengeboran. Tiongkok baru saja meluncurkan paket stimulus 10 triliun yuan (Rp21.880 triliun).

Tetapi analis khawatir dampaknya tak cukup besar untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak. Ini menambah kekhawatiran akan permintaan minyak yang menurun dari Tiongkok.

OPEC+ memperingatkan bahwa negara-negara non-OPEC+ bisa meningkatkan produksi minyak pada 2025 hingga 1,3 juta barel per hari. Administrasi Informasi Energi AS (IEA) memperkirakan negara-negara non-OPEC+ akan meningkatkan produksi sebesar 1,4 juta barel per hari tahun depan.

Laporan bulanan OPEC+ untuk November juga akan segera dirilis. Trump juga menjanjikan kebijakan untuk mempermudah pengeboran di lahan federal dan memperluas ekspor gas alam.

Trump menjanjikan pemangkasan tagihan energi hingga separuh dalam 12 bulan jika terpilih lagi. Ini kontras dengan kebijakan Biden yang menaikkan persyaratan royalti untuk pengeboran.

Perusahaan minyak menyambut kebijakan ini. Tetapi analis memperingatkan potensi tekanan pada keuntungan dan harga minyak jangka pendek karena risiko pasokan berlebih.

Trump juga diharapkan akan membatalkan kebijakan penghentian ekspor gas alam cair (LNG) yang diberlakukan oleh Biden. Kebijakan tersebut dinilai bisa mengurangi ketidakpastian pasokan jangka panjang LNG.

Topik:

donald-trump harga-minyak kebijakan-trump opec