Terparah di Asia: IHSG Ambles 7,71%, Ini Biang Keroknya!


Jakarta, MI - Pasar modal Indonesia terguncang pada Selasa (8/4/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tajam pada penutupan sesi I, usai sempat dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit di pagi hari akibat koreksi parah.
IHSG anjlok 502,14 poin atau 7,71% ke level 6.008,47, menjadikannya indeks dengan kinerja terburuk di kawasan Asia hari ini. Sementara beberapa bursa regional justru berhasil bangkit dan mencatatkan rebound.
Tak hanya IHSG, indeks LQ45 juga ikut terpuruk hingga 8,51% atau 62,51 poin ke level 671,99.
Sepanjang sesi, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 6.030,36, namun tekanan jual yang masif menyeret indeks hingga ke titik terendah hari ini di 5.882,60.
Total volume perdagangan hari ini mencapai 14,28 miliar saham. Dengan nilai perdagangan Rp12,57 triliun. Frekuensi yang terjadi mencapai 888 ribu kali transaksi jual beli.
Sebanyak 672 saham mengalami penurunan, 23 saham tercatat menguat. Sedangkan 93 saham lainnya tidak bergerak alias stagnan.
Saham-saham barang baku jadi faktor utama pelemahan ini, jatuh sedalam 11%, disusul oleh saham teknologi yang ambruk 10,1% dan saham konsumen non primer melemah 8,49%.
Lebih lanjut, saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya saham PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang ambles 14,9%, saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) yang jatuh 14,9%, dan saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang ambruk 14,9%.
Bursa Saham Asia lainnya justru menguat dengan keberhasilan rebound. Index TOPIX (Jepang), NIKKEI 225 (Tokyo), PSEI (Filipina), SENSEX (India), CSI 300 (China), KOSPI (Korea Selatan), dan Shanghai Composite (China) yang berhasil menguat masing-masing 5,98%, 5,59%, 2,09%, 0,98%, 0,48%, 0,39%, dan 0,29%.
Di sisi berseberangan, IHSG (Indonesia), Ho Chi Minh Stock Exchange (Vietnam), SETI (Thailand), Weighted Index (Taiwan), Straits Time (Singapura), Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), dan KLCI (Malaysia) yang terpeleset masing-masing 7,71%, 5,61%, 4,24%, 4,04%, 1,68%, 0,70%, 0,16%, dan 0,07%.
Dengan pelemahan paling dalam hari ini, IHSG tercatat sebagai indeks berkinerja terburuk di kawasan Asia dan ASEAN.
Tekanan besar terhadap IHSG dipicu oleh kekhawatiran global, khususnya ketegangan perang dagang yang kembali memanas akibat kebijakan Presiden Donald Trump.
Pasar dikejutkan oleh pernyataan Trump yang menegaskan tidak akan menunda rencana penerapan tarif tambahan terhadap puluhan negara, termasuk Indonesia yang dinilai dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi global.
Investor bersiap menghadapi dampak dari konflik perdagangan yang semakin memanas antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, antara AS dan China.
Pembalasan China terhadap tarif tinggi Trump memaksa investor untuk menghadapi kenyataan bahwa konflik perdagangan yang sangat ditakuti telah memasuki fase baru.
IHSG sejatinya mengalami lag effect dari libur panjang Hari Raya Idul Fitri dengan kecenderungan tertekan. Melihat performa Bursa Asia yang sudah turun dalam selama pasar Indonesia tutup, terlebih mayoritas Bursa di regional juga mengalami Trading Halt pada perdagangan kemarin.
Pada perdagangan Senin kemarin, pasar saham Asia mengalami kejatuhan tajam dalam lebih dari satu dekade. Dalam tekanan hebat selama 14 tahun terakhir, aksi jual besar-besaran melanda hampir seluruh bursa utama di kawasan, dipicu oleh kekhawatiran bahwa perang dagang yang semakin memanas akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.
“Kita melihat aksi jual di semua sektor - bukan hanya yang terdampak langsung dari perdagangan,” ujar Pendiri Hedgefund Ten Cap Pty Ltd, Jun Bei Liu.
Menanggapi hal itu, Bursa Saham Jepang bangkit di tengah sentimen pasar yang masih tak menentu dan memicu volatilitas nan liar ketika aksi balas membalas tarif berlangsung kian sengit antara dua raksasa ekonomi dunia, AS) dan China.
Pasar saham Jepang berhasil mencatat penguatan, didorong kabar bahwa Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, telah melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden AS Donald Trump.
Dalam pembicaraan tersebut, keduanya membahas arah negosiasi tarif antara kedua negara, yang memberi sedikit angin segar di tengah panasnya tensi perang dagang global. Lonjakan Bursa Jepang itu, diikuti juga oleh kenaikan Bursa Saham di Korea Selatan, Kospi dan Kosdaq keduanya menguat.
Topik:
ihsg bursa-asia saham