Saham TLKM Diterpa Skandal Korupsi dan Monopoli A2P SMS yang Libatkan Dirut Telkomsel Nugroho

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 2 Mei 2025 08:42 WIB
Telkomsel (Foto: Dok MI)
Telkomsel (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatat kenaikan tipis pada Jumat (2/5/2025), namun sentimen negatif mulai muncul setelah mencuatnya dugaan korupsi yang menyeret Direktur Utama Telkomsel, Nugroho.

TLKM tercatat menguat 1,93 persen ke level Rp2.640, Namun, kenaikan ini diperkirakan hanya bersifat sementara. Pelaku pasar kini mulai mewaspadai potensi tekanan yang lebih besar seiring berkembangnya kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dalam bisnis layanan SMS korporasi (A2P SMS).

Berdasarkan pantauan Monitorindonesia.com pada pukul 08.15 WIB, saham TLKM dibuka di posisi Rp2.600 dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp2.640, sebelum menetap di posisi tersebut hingga penutupan sesi pagi.

Saham TLKM ini menarik perhatian karena terjadi bersamaan dengan mencuatnya kasus yang melibatkan Dirut Telkomsel, Nugroho, yang baru menjabat selama satu tahun lebih. Ia diduga terlibat dalam praktik korupsi dan monopoli ilegal bisnis layanan pesan korporasi (A2P SMS), sebuah lini usaha strategis bernilai miliaran rupiah.

Dugaan korupsi tersebut terungkap seiring temuan sejumlah aliran dana yang dinilai janggal, termasuk dugaan transfer kepada dua perempuan berinisial ADR dan FE, menurut Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi.

Dugaan Monopoli Ilegal Bisnis A2P SMS

Nugroho diduga terlibat dalam praktik monopoli ilegal pada bisnis SMS korporasi (A2P SMS) yang menghasilkan miliaran rupiah setiap bulan, dan dialihkan ke perusahaan baru bernama Kode Digital Nusantara (KDN).

Bisnis A2P SMS ini adalah  layanan pengiriman pesan massal untuk sektor korporasi seperti perbankan dan e-commerce, merupakan sumber pendapatan besar bagi operator telekomunikasi. Namun, Telkomsel yang 70 persen sahamnya dimiliki oleh BUMN Telkom dituding mengubah peta persaingan secara tidak wajar.

Berdasarkan dokumen internal dan keterangan sumber di lingkungan Telkom, KDN secara tiba-tiba muncul sebagai satu-satunya mitra swasta Telkomsel di sektor ini, menggantikan PT Mustika Indonesia yang sebelumnya dikaitkan dengan Badan Telik Sandi (BTS), lembaga intelijen negara.

Proses persetujuan kerja sama dengan KDN disebut hanya memakan waktu satu hari dan disahkan langsung oleh Nugroho, langkah yang dianggap tidak lazim dalam praktik bisnis Telkomsel.

“Ini rekor tercepat dalam sejarah Telkomsel. Ada apa di balik kedekatan Nugroho dengan penguasa?” kata sumber internal itu.

Diduga, skema pengalihan ini berkaitan dengan hubungan dekat Nugroho dan SD, yang disebut-sebut terjalin melalui AR, Ketua Umum salah satu partai politik di Indonesia. Pertemuan keduanya kerap terjadi di lapangan golf mewah yang difasilitasi Mahaka Group, milik Menteri BUMN Erick Thohir.

Pengalihan dana dari PT Mustika Indonesia ke KDN menimbulkan kekhawatiran akan potensi gangguan terhadap operasional BTS. Mustika selama ini dikenal sebagai mitra pengelola dana A2P SMS untuk kebutuhan intelijen negara.

KDN, perusahaan yang tidak memiliki rekam jejak kuat di sektor telekomunikasi, mendapatkan hak istimewa tanpa melalui proses lelang terbuka. Padahal, sebagai anak usaha BUMN, Telkomsel berkewajiban menjalankan prinsip transparansi. “Ini bukti bahwa korporasi BUMN dikorbankan untuk kepentingan elit,” kata seorang pegawai Telkom.

Praktik ini berisiko menimbulkan kerugian negara hingga Rp50 miliar setiap bulannya.

Meski saham TLKM masih menunjukkan ketahanan di tengah gonjang-ganjing isu ini, perkembangan kasus hukum Nugroho berpotensi memengaruhi sentimen investor ke depan. Apalagi, Telkomsel merupakan entitas anak usaha strategis yang 70 persen sahamnya dimiliki Telkom Indonesia, perusahaan pelat merah.

Topik:

telkomsel saham-tlkm dugaan-korupsi monopoli-bisnis-a2p-sms