Vale Indonesia (INCO) Guyur Dividen 60% dari Laba

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 16 Mei 2025 15:29 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) (Foto: Ist)
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) (Foto: Ist)

Jakarta, MI - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menetapkan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui rasio dividen atau dividend payout ratio (DPR) sebesar 60% dari laba bersih tahun 2024 yang mencapai US$57,76 juta. Dengan demikian, RUPST menetapkan total dividen tunai sebesar US$34,65 juta.

“Kita mengakui berada dalam fase ketidakpastian dalam industri nikel tapi kita mau menunjukkan, kemajuan proyek itu terjadi di Vale, kita punya ruang kemudian untuk membayarkan dividen,” ujar Plt Presiden Direktur INCO Bernardus Irmanto saat ditemui usai RUPST.

Bernardus mengungkapkan bahwa pembayaran dividen tersebut dapat dilakukan melalui upaya efisiensi pada anggaran modal yang dialokasikan perseroan.

Di sisi lain, dia memastikan, pembayaran dividen kali ini tidak akan menganggu kelangsungan proyek strategis yang tengah dikerjakan perseoan. Apalagi, lanjutnya, harga nikel belakangan tetap melanjutkan tren pelandaian sampai awal tahun ini.

“Dari efisiensi itulah kemudian ada ruang untuk membayar dividen tanpa kemudian menimbulkan risiko untuk esekusi proyek selanjutnya,” jelasnya.

Dividen tunai akan dibagikan kepada para pemegang saham yang tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) per 28 Mei 2025, dengan jadwal pembayaran pada 16 Juni 2025.

Adapun sisa laba bersih yang tidak dibagikan akan dialokasikan sebagai laba ditahan untuk mendukung kelangsungan proyek-proyek strategis perusahaan ke depan.

Seperti diketahui, INCO membukukan laba US$57,76 juta atau sekitar Rp935,71 miliar sepanjang 2024, lebih rendah 78,94% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$274,33 juta.

Penurunan ini terjadi seiring dengan melemahnya pendapatan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan nikel tersebut. Pendapatan INCO pada 2024 tercatat US$ 950,38 juta, atau turun 22,87% dari tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,23 miliar.

Penjualan utama masih didominasi oleh Vale Canada Limited (VCL) sebesar US$ 760,20 juta, serta Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (SMM) senilai US$ 190,18 juta. Kedua mitra bisnis ini masing-masing mengalami penurunan permintaan lebih dari 22% secara tahunan.

Kendati pendapatan turun lebih dari 22%, penurunan beban pokok pendapatan hanya sebesar 4,86% menjadi US$ 842,16 juta, menyebabkan laba kotor INCO menyusut tajam sebesar 68,81% dari US$ 347,02 juta menjadi US$ 108,22 juta pada 2024.

Di sisi lain, beban usaha melonjak signifikan sebesar 72,68% menjadi US$38,25 juta, yang semakin menekan laba usaha yang anjlok 78,87% menjadi US$ 63,82 juta.

Sejalan dengan penurunan laba bersih, laba per saham INCO juga mengalami penurunan tajam, dari US$ 0,0276 pada 2023 menjadi US$ 0,0056 pada 2024.

Topik:

vale indonesia inco dividen