Menteri ESDM Curigai Ada Pihak Sengaja Tunda Pengembangan Migas

![Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia [Foto: Repro]](https://monitorindonesia.com/index.php/storage/news/image/bahlil-lahadalia-6.webp)
Jakarta, MI - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyoroti adanya dugaan keterlambatan dalam pelaksanaan plan of development (POD) blok minyak dan gas bumi (migas) yang diduga disengaja. Ia mencurigai strategi ini sengaja dilakukan agar Indonesia terus bergantung pada impor bahan bakar minyak (BBM).
“Apakah memang Indonesia sudah tidak punya sumber daya alam atau masih ada? Atau sengaja diturunkan agar impor terus? Menurut saya, ini ada unsur kesengajaan, by design,” ujar Bahlil dalam Forum Energi dan Mineral di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Bahlil mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki hampir 40 ribu sumur migas, namun hanya sekitar 20 ribu sumur yang masih produktif. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam yang ada.
Padahal, pemerintah telah memberi izin untuk mengelola wilayah kerja, agar sumur-sumur minyak di Indonesia dapat segera berproduksi. “Ternyata kita sudah punya 301 hasil eksplorasi yang belum POD. Ini dibuat mundur-mundur,” ungkap Bahlil.
Ia juga menyampaikan bahwa, Kementerian ESDM siap mengevaluasi kontraktor migas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tak kunjung menggarap wilayah kerja (WK) yang sudah diberikan, bahkan akan menarik WK tersebut agar dikembalikan ke negara untuk dilelang ke KKKS lainnya.
Dengan langkah ini, Indonesia berpotensi meningkatkan produksi minyak domestik sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor BBM dari Singapura.
“Masa kita impor dari negara yang tidak ada minyaknya. Menurut saya, ini by design. Hanya orang-orang yang tidak berpikir jauh yang tidak mengatakan ini tidak by design,” jelas Bahlil.
Sebelumnya, Bahlil juga menyebut ada 10 wilayah kerja (WK) yang sudah masuk tahap POD (Plan of Development), tetapi mangkrak. Adapun WK yang mangkrak itu sebagian besar berlokasi di lepas pantai atau offshore.
Sebanyak 10 WK yang berstatus mangkrak itu memiliki potensi investasi mencapai 1,8 miliar dolar AS, dengan kapasitas produksi diperkirakan sebesar 51,35 juta barel minyak atau sekitar 31.300 barel per hari. Selain itu, juga terdapat potensi sebesar 600 BCF gas.
Bahlil juga menyoroti 17 WK yang sudah berstatus POD, dengan perkiraan produksi mencapai 306 juta barel minyak dan 18.351 BCF gas, yang mundur tanggal onstream-nya.
Topik:
menteri-esdm bbm impor-bbm blok-migas