6.000 Karyawan Kena PHK, Insinyur Microsoft Tergusur oleh AI Buatannya Sendiri


Jakarta, MI - Raksasa teknologi dunia, Microsoft, menjadi sorotan setelah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 6.000 karyawan di seluruh dunia.
Ini menjadi gelombang PHK terbesar kedua dalam sejarah perusahaan, yang memicu perbincangan luas lantaran terjadi di tengah agresifnya ekspansi Microsoft di bidang kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini berdampak pada hampir 3% dari total tenaga kerja global Microsoft, mencakup berbagai jenjang dan tim di seluruh dunia, termasuk di dalamnya jajaran pimpinan teknologi dan pengembang perangkat lunak.
Salah satu yang menjadi perhatian publik adalah adalah Gabriela de Queiroz, Direktur AI untuk program Microsoft for Startups.
Melalui unggahannya di media sosial X (dahulu Twitter), Gabriela membagikan kabar duka tersebut dengan tetap menunjukkan sikap optimistis.
"Saya sangat sedih. Hati saya hancur melihat begitu banyak rekan luar biasa harus pergi. Mereka adalah orang-orang yang bekerja sepenuh hati, memberikan kontribusi nyata, dan sangat berdedikasi," tulisnya. Dikutip Rabu (28/5/2025).
Meskipun diminta segera menghentikan aktivitas kerja dan mengaktifkan pesan keluar kantor, Gabriela memilih untuk tetap hadir di beberapa pertemuan dan menyelesaikan tanggung jawabnya hingga akhir.
"Itu adalah cara saya untuk berpamitan dengan baik," katanya.
Insinyur jadi Korban
Ironisnya, PHK ini terjadi bersamaan dengan masifnya dorongan Microsoft dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan. CEO Satya Nadella bahkan menyampaikan hingga 30% dari kode di beberapa proyek perusahaan kini ditulis oleh AI.
Meski begitu, justru para insinyur perangkat lunak menjadi kelompok yang paling banyak terkena dampak PHK. Menurut analisis Bloomberg, lebih dari 40% dari 2.000 posisi yang dipangkas di negara bagian Washington berasal dari divisi ini.
Gabriela juga mengirim pesan solidaritas kepada para karyawan yang turut terkena PHK.
"Bagi kalian yang juga terdampak kalian tidak sendiri. Kita setidaknya berjumlah 6.000 orang," tulisnya seraya tetap menebar semangat dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Di sisi lain, suasana konferensi tahunan Microsoft Build 2025 yang digelar di Seattle turut diwarnai dengan aksi protes.
Topik:
microsoft pemutusan-hubungan-kerja