Starbucks PHK Massal! 1.100 Karyawan akan Dipangkas

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 25 Februari 2025 09:16 WIB
Starbucks akan Melakukan PHK Massal terhadap 1.100 Karyawan (Foto: Dok MI)
Starbucks akan Melakukan PHK Massal terhadap 1.100 Karyawan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Raksasa ritel kopi dan makanan ringan, Starbucks, mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.100 karyawan di tingkat korporat. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan merampingkan struktur organisasi.

“Kami menyederhanakan struktur kami, menghilangkan lapisan dan duplikasi serta menciptakan tim yang lebih kecil dan lebih gesit. Tujuan kami adalah untuk beroperasi secara lebih efisien, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas, dan mendorong integrasi yang lebih baik,” ujar CEO Starbucks Brian Niccol dalam suratnya kepada karyawan dikutip dari Reuters, Selasa (25/2/2025). 

Meski demikian, Niccol menegaskan bahwa PHK massal ini tidak akan berdampak pada karyawan di gerai Starbucks maupun investasi yang telah direncanakan oleh perusahaan.

Ia menuturkan meski dilakukan PHK massal, Starbucks  masih akan terus merekrut posisi-posisi prioritas yang sesuai dengan struktur pendukung baru dan menambah kemampuan serta kapasitas yang diperlukan.

Starbucks mempekerjakan sekitar 211,000 orang di AS dan sekitar 150,000 karyawan internasional, menurut laporan tahun 2024. 

“Sehubungan dengan PHK besar-besaran terakhir pada 2018, saya yakin tingkatnya signifikan,” ucap Jim Sanderson, analis di NorthCoast Research.

Pada tahun 2018, Starbucks melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 350 karyawan di tingkat global sebagai bagian dari upaya restrukturisasi di bawah kepemimpinan CEO Kevin Johnson.

Sementara itu, Sanderson menekankan pentingnya memahami segmen atau divisi mana yang akan terdampak oleh PHK serta bagaimana langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang Starbucks dalam upaya pemulihan global.

Di sisi lain, Starbucks mengatakan pihaknya menghapus beberapa minuman kurang populer dari menu, termasuk beberapa minuman campuran frappuccino dan coklat panas putih, sejalan dengan dorongan Niccol untuk menyederhanakan menunya. 

Niccol diangkat menjadi CEO tahun lalu pada saat saham perusahaan tersebut telah kehilangan 40% nilainya dari level tertinggi pada tahun 2021 karena lemahnya permintaan di AS dan China. 

Pemilihan Niccol dalam posisi puncak dipuji karena membalikkan keadaan rantai burrito Chipotle Mexican Grill,  dia menerapkan rencana "Kembali ke Starbucks" yang berfokus pada perampingan bisnis melalui PHK dan dengan meningkatkan pengalaman pelanggan di toko-tokonya di AS. 

Sejak enam bulan menjabat sebagai CEO, saham Starbucks telah mengalami kenaikan lebih dari 22%.

Topik:

starbucks pemutusan-hubungan-kerja phk-massal