Di OECD MCM 2025, Indonesia Bawa Visi Besar Ekonomi Digital Berkelanjutan

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 5 Juni 2025 12:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan komitmen Indonesia dalam mengoptimalkan potensi besar ekonomi digital sebagai penggerak pertumbuhan yang lebih cepat, merata, dan berkelanjutan. 

Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri sesi kelima OECD Ministerial Council Meeting (MCM) bertajuk "Leveraging the Digital Economy to Drive Growth for Shared Prosperity" di Paris, Prancis, Rabu (4/6/2025).

Berbicara dalam sesi breakout 5.2 yang membahas investasi digital untuk memperkuat ketahanan, inklusivitas dan keberlanjutan., Airlangga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai kekuatan utama di kawasan. 

"Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan nilai US$90 miliar yang diperkirakan akan tumbuh menjadi US$360 miliar pada 2030," ujarnya.

Oleh karena itu, pemerintah berfokus pada tiga prioritas utama, yakni menutup kesenjangan talenta digital, mendorong inklusi digital, dan memperkuat ekosistem investasi digital.

"Pendidikan dan pelatihan digital merupakan fondasi utama untuk memastikan Indonesia siap menghadapi era teknologi masa depan," jelas Airlangga.

Program "Indonesia Makin Cakap Digital" pun diinisiasi untuk memberdayakan 50 juta warga di seluruh provinsi agar dapat berpartisipasi aktif di era digital.

"Inklusi digital bukan hanya soal akses, tapi juga pemberdayaan agar seluruh lapisan masyarakat bisa berpartisipasi aktif di ekonomi digital," katanya.

Airlangga turut menyoroti pentingnya kerja sama global dalam mempercepat transformasi digital yang inklusif, khususnya di Indonesia dan kawasan ASEAN. Ia mengidentifikasi tiga bidang strategis untuk mendorong kolaborasi yang efektif.

Pertama, kemitraan antara OECD dan ASEAN dalam pelaksanaan DEFA akan menjadi sarana untuk memanfaatkan keahlian OECD dalam tata kelola data, kecerdasan buatan, dan perdagangan digital.

Kedua, program kesiapan FDI digital yang tengah dikembangkan dengan melakukan evaluasi Kawasan Ekonomi Khusus dan membangun platform yang menghubungkan perusahaan multinasional dengan startup teknologi lokal, membuka peluang sinergi dan pengembangan ekosistem teknologi yang berkelanjutan.

Ketiga, harmonisasi standar yang sesuai dengan praktik terbaik OECD diharapkan dapat memperkuat integrasi pasar digital dan memastikan tata kelola yang efisien serta transparan.

Pada kesempatan itu, Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada negara-negara anggota OECD atas dukungan mereka terhadap proses keanggotaan Indonesia. 

Ia menekankan bahwa kerja sama internasional memegang peran krusial dalam mengatasi kesenjangan digital yang ada demi perwujudan kemakmuran berkelanjutan yang inklusif.

"Melalui kolaborasi global, kita dapat mewujudkan ekonomi digital yang tidak hanya maju, tetapi juga adil dan ramah lingkungan," terangnya.

Pada sesi ke-5 OECD MCM, Airlangga didampingi oleh Duta Besar RI untuk Prancis, Mohamad Oemar, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Priyo Pambudi, serta Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

Topik:

kemenko-perekonomian investasi-digital oecd-mcm-2025