Pemerintah Gencarkan Sektor Pariwisata untuk Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 11 Februari 2025 12:50 WIB
Rapat Koordinasi Isu Strategis Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Foto: Dok Kemenko Perekonomian)
Rapat Koordinasi Isu Strategis Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Foto: Dok Kemenko Perekonomian)

 

Jakarta, MI - Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai target 8 persen, Berbagai upaya dilakukan pemerintah termasuk optimalisasi sektor pariwisata yang mencatatkan kontribusi sebesar 4,01 persen pada Produk Bruto Domestik di kuartal III tahun 2024, meningkat 0,11 persen dibandingkan tahun 2023.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto mengatakan bahwa Rapat Koordinasi Isu Strategis Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diadakan di Kantor Gubernur DIY bertujuan menghimpun berbagai kendala dan masukan guna merumuskan langkah untuk mendukung pengembangan wisata di daerah. 

Rapat tersebut dihadiri oleh unsur Pemerintah Daerah, pengelola Taman Wisata Borobudur (TWB), hingga asosiasi perusahaan bidang perjalanan wisata.

"Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Itu menjadikan tanggung jawab bagi kita semua," ujar Sahli Haryo, Rabu (5/2/2025).

Salah satu strategi yang diterapkan pemerintah adalah kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, mendorong ekonomi digital, serta mendukung sektor pariwisata. 

Sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi, khususnya karena Indonesia sebagai negara Archipelago memiliki banyak destinasi wisata.

Dalam pertemuan tersebut, berbagai harapan disampaikan, mulai dari pengembangan wilayah dan infrastruktur pendukung, peningkatan transportasi publik untuk memperlancar akses sekaligus menekan biaya perjalanan menuju destinasi wisata, hingga diversifikasi produk wisata guna mengoptimalkan pengeluaran wisatawan. Selain itu, peningkatan kualitas destinasi juga menjadi salah satu fokus utama.

Secara khusus, Sahli Haryo menyoroti sejumlah isu strategis, termasuk upaya meningkatkan kunjungan wisata Nusantara serta kemudahan akses melalui pemberian diskon tiket perjalanan saat Idulfitri.

Selain itu, peningkatan kualitas pariwisata, upaya mendorong kebijakan di bawah Kemenko Perekonomian untuk dapat mengakomodir sektor pariwisata seperti melalui pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga pelatihan bagi SDM tenaga kerja.

"Kuantitas pariwisata memang penting, namun memang saya setuju bahwa kualitas lebih penting, sehingga perlu menjadi perhatian bersama terkait pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kami sangat terbuka terhadap kajian-kajian lain, menimbang bahwa kami merupakan induk baru di sektor pariwisata," ungkap Sahli Haryo.

Topik:

pertumbuhan-ekonomi sektor-pariwisata kemenko-perekonomian