Tanpa Skema Jelas, Investor Bisa Lari! Sri Mulyani Ingatkan Risiko Proyek Infrastruktur


Jakarta, MI - Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur berskala besar bukan hanya soal dana, tetapi juga soal strategi dan keberanian mengambil keputusan jangka panjang.
Hal ini disampaikannya dalam International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenko Infrastruktur & Pembangunan Kewilayahan RI, Minggu (15/6/2025).
"Membangun infrastruktur pada skala dan kecepatan yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian sangat-sangat sulit. Ini membutuhkan sumber daya pembiayaan yang sangat besar dan membutuhkan kebijakan strategis serta komitmen yang panjang baik dari sektor publik maupun sektor swasta," tuturnya.
Ia menekankan, negara berkembang seperti Indonesia menghadapi tantangan berat karena keterbatasan fiskal. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang kredibel dalam merancang rencana pembiayaan.
Sri Mulyani juga mengatakan, pentingnya membedakan antara pendanaan dan pembiayaan dalam proyek infrastruktur. Menurutnya, tanpa kejelasan mengenai siapa yang menanggung biaya proyek dan bagaimana arus modalnya berjalan, minat investor akan melemah meskipun proyek tampak menjanjikan.
"Jika sebuah proyek tidak memiliki rencana pembiayaan yang kredibel, artinya tidak jelas siapa yang pada akhirnya harus membayar proyek tersebut. Jadi tidak peduli seberapa indahnya rencana infrastruktur tersebut, investor hanya akan tersenyum dan kemudian menjauh jika tidak ada rencana pembiayaan yang bagus," terangnya.
Ia juga menggarisbawahi terkait tantangan infrastruktur saat ini yang tidak hanya terletak pada besarnya gap kebutuhan pembangunan, tetapi juga pada ekspektasi publik yang semakin tinggi di tengah keterbatasan fiskal negara.
Karena itu, ia menegaskan pentingnya pengambilan kebijakan yang cermat, khususnya dalam merancang skema pendanaan dan pembiayaan yang inovatif namun tetap stabil. Tanpa hal itu, risiko proyek justru bisa terdorong ke arah yang tidak efisien dan membahayakan keberlanjutan ekonomi.
"Membuat pilihan kebijakan yang tepat menjadi sesuatu yang sangatlah penting. Mendorong model inovatif tanpa menangani permasalahan utama pendanaan pembiayaan yang stabil dapat menghasilkan struktur yang hanya nampak kuat tetapi realitasnya tidak seperti itu, dan bisa mendorong risiko dengan cara yang tidak efisien," tandas Sri Mulyani.
Konferensi ini diharapkan dapat menjadi forum strategis untuk merumuskan solusi konkret bagi pembiayaan infrastruktur jangka panjang yang tidak hanya mengandalkan APBN, tetapi juga membuka ruang kolaborasi yang sehat dengan sektor swasta dan mitra internasional.
Topik:
sri-mulyani infrastruktur